DDHK.ORG — Bagi warga Indonesia di Hong Kong saat ini sedang menjalani hidup dengan aturan ketat pandemi Covid. Dampaknya, aktivitas di luar rumah, termasuk berbelanja dan makan di restoran, menjadi terbatas.
Mi instan, selain memang banyak digemari, juga menjadi pilihan makanan praktis dalam kondisi serba darurat, terutama bagi yang sedang menjalani karantina atau isolasi mandiri. Selain itu, harganya pun relatif terjangkau.
Namun hati-hati, jika mengkonsumsi mi instan terlalu sering dan kebanyakan bisa berbahaya bagi kesehatan. CNN Indonesia melansir dari Healthline, ada 5 risiko bahaya mengkonsumsi mi instan secara berlebihan.
Pertama, malnutrisi. Hasil penelitian di Korea menemukan, bahwa orang-orang yang keseringan makan mi instan memiliki asupan nutrisi lebih rendah dibandingkan yang tidak mengonsumsi makanan ini. Selain meningkatkan risiko malnutrisi, bahaya makan mi instan terlalu sering juga dapat mempengaruhi perilaku makan Anda jadi gemar mengonsumsi makanan kurang sehat.
Kedua, gangguan fungsi ginjal. Perasa tambahan pada mi instan memiliki kadar natrium cukup tinggi dan kandungan garam itu bisa berdampak buruk pada fungsi ginjal. Apabila jumlah natrium tersebut terus bertambah, yang terjadi adalah penumpukan natrium dalam tubuh dan meningkatkan stroke hingga kanker perut.
Ketiga, gangguan pencernaan. Perlu diketahui bahwa mi instan merupakan makanan yang sulit dicerna sehingga membuat sistem pencernaan harus bekerja ekstra untuk menghancurkannya. Oleh karenanya, jika mi instan dikonsumsi rutin dalam seminggu, efeknya bisa menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, atau kembung.
Keempat, sakit jantung. Dalam setiap kemasan mi instan rata-rata mengandung MSG (monosodium glutamat), natrium, dan kalori tinggi. Kandungan tersebut memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi hingga masalah gagal jantung.
Kelima, sindrom metabolik. Ketika tubuh Anda dibiasakan menerima makanan instan, biasanya mereka jadi lebih sedikit mengonsumsi sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, daging, dan ikan. Akibat dari kebiasaan tersebut, muncul risiko sindrom metabolik dengan gejala penumpukan lemak perut, hipertensi, gula darah tinggi, hingga kadar lipid darah yang tidak normal.
Meski bahaya makan mi instan memang ada, Anda tetap masih bisa mengonsumsinya. Asalkan dalam porsi wajar dan tidak sering. Selain itu, mi instan bukan pengganti makanan pokok dan sebaiknya dimakan dengan menu pendamping lain yang kaya nutrisi seperti sayuran hijau atau protein. [DDHKNews]