ArtikelFiqih

Sifat Shalat Nabi: Membaca Sholawat Nabi di Tasyahud Akhir (11)

DDHK.ORG — Praktek shalat yang dilakukan dari zaman nenek moyang kita sampai saat ini umumnya banyak yang menggunakan standar shalat yang dijelaskan oleh madzhab Syafi’iy. Hal ini terjadi sebab mayoritas penduduk Indonesia umumnya bermadzhab Syafi’iy. Para ulama yang menyebarkan Islam di Nusantara tentu saja juga ulama-ulama yang bermadzhab Syafi’iy. Sehingga dengan sendirinya praktek shalat pun berpatokan pada fiqih madzhab Syafi’iy.

Melalui tulisan berseri ini DDHK News memaparkan sifat shalat Nabi Muhammad ﷺ berdasarkan madzhab Syafi’iy, sebagaimana ditulis oleh Muhammad Ajib, Lc., MA. dalam bukunya “Dalil Shahih Sifat Shalat Nabi Ala Madzhab Syafi’iy”.

***

Setelah menyelesaikan bacaan tasyahud akhir, maka kita punya satu kewajiban lagi yaitu membaca shalawat atas Nabi ﷺ. Adapun shalawat atas keluarga Nabi dan shalawat atas Nabi Ibrahim as hukumnya hanya sunnah saja. Jika dibaca hingga akhir maka lebih afdhol.

Minimal bacaan shalawat yang wajib itu adalah “Allahumma Sholli Ala Muhammad”. Dan juga disunnahkan menambahkan lafadz “Sayyidinaa” sebelum kata Muhammad.

Dalam masalah membaca sholawat kepada Nabi ﷺ, madzhab Syafi’iy menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, “Dari sahabat Ka’ab bin Ajrah radhiyallahu ‘anhu bahwa kami bertanya, wahai Rasulullah bagaimana kami mengucapkan shalawat atasmu? Nabi ﷺ bersabda: Allahumma sholli ala muhammad wa ‘alaa aali muhammad, kama shollaita ala ibrohim dan seterusnya.” (Hadits riwayat Bukhari & Muslim) [Bersambung] [DDHKNews]

Baca juga:

×