DDHK.ORG — Praktek shalat yang dilakukan dari zaman nenek moyang kita sampai saat ini umumnya banyak yang menggunakan standar shalat yang dijelaskan oleh madzhab Syafi’iy. Hal ini terjadi sebab mayoritas penduduk Indonesia umumnya bermadzhab Syafi’iy. Para ulama yang menyebarkan Islam di Nusantara tentu saja juga ulama-ulama yang bermadzhab Syafi’iy. Sehingga dengan sendirinya praktek shalat pun berpatokan pada fiqih madzhab Syafi’iy.
Melalui tulisan berseri ini DDHK News memaparkan sifat shalat Nabi Muhammad ﷺ berdasarkan madzhab Syafi’iy, sebagaimana ditulis oleh Muhammad Ajib, Lc., MA. dalam bukunya “Dalil Shahih Sifat Shalat Nabi Ala Madzhab Syafi’iy”.
Pandangan ke tempat sujud
Disunnahkan ketika sholat untuk menghadapkan pandangan wajah ke arah tempat sujud. Hal ini dilakukan agar supaya bisa mendapatkan kekhusyu’an dalam sholat.
Dari sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata: Nabi ﷺ ketika memulai sholatnya tidak menghadap ke mana pun kecuali hanya menghadap ke tempat sujud. (Hadits riwayat Al-Baihaqi dengan Sanad Hasan)
Membaca doa iftitah
Membaca doa iftitah hukumnya sunnah. Ada banyak riwayat yang menyebutkan redaksi doa iftitah.
Dalil pertama: Dari sahabat Ali Radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi ﷺ ketika berdiri untuk sholat mengucapkan: “Wajjahtu wajhiya lilladzi fathoros samawati wal ardho hanifan musliman wama ana minal musyrikin. Inna sholati wanusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil aalamin, la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimiin.” (Hadits Riwayat Muslim)
Dalil kedua: Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi ﷺ ketika memulai sholatnya berhenti sejenak membaca: “Allahumma ba’id baini wa baina khotoyaya kama ba’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqini minal khotoya kama yunaqqots tsaubul abyadhu minaddanas. Allahummaghsil khotoyaya bilma’i watstsalji wal barodi.” (Hadits riwayat Bukhari & Muslim)
Dalil ketiga: Dari sahabat Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma berkata: ketika kami shalat bersama Nabi ﷺ tiba tiba ada seseorang membaca: “Allahu akbar kabiro wal hamdulillahi katsiro wa subhanallahi bukrotaw wa ashila”. Kemudian Nabi setelah salam bertanya: siapa tadi yang mengucapkan kalimat itu? Kemudian berdiri seseorang dan berkata: saya ya Rasulullah. Nabi bersabda: Saya takjub dengan kalimat tersebut karena pintu-pintu surga terbuka karenanya. (Hadits riwayat Muslim)
Imam an-Nawawi berkata: semua hadits di atas adalah hadits yang shahih. Dibolehkan mengunakan doa iftitah yang mana saja. Namun doa iftitah yang afdhol menurut Imam Syafi’iy adalah riwayat sahabat Ali Radhiyallahu ‘anhu, kemudian baru riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.
[Bersambung] [DDHKNews]