ArtikelParenting

Kurang Asuh Ayah, Anak Potensial Alami Perceraian

DDHK.ORG — Sosok ayah memiliki peran penting dalam pengasuhan anak. Jika seorang anak kurang mendapatkan pengasuhan ayah, maka di saat dewasa lebih berpotensi mengalami perceraian dalam perkawinannya.

“Ciri-ciri fatherless atau father hunger (kurang asuh ayah) adalah ketika usia biologis anak, khususnya anak laki-laki, lebih maju daripada usia psikologisnya. Hal itu sering kali menjadi penyebab utama perceraian ketika anak sudah dewasa dan menikah,” kata pakar pengasuhan anak, Irwan Rinaldi, melalui siaran pers dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, seperti diberitakan Republika, Kamis (10/9/2020).

Irwan mengatakan, anak yang tidak mendapatkan peran ayah dalam pengasuhannya akan mengalami ketimpangan antara pertumbuhan dan perkembangannya. Hal itu akan berdampak pada kemunduran usia perkembangan anak dari usia pertumbuhan karena kurang stimulan dari kedua orang tua.

“Untuk menghadirkan pengasuhan yang ideal, diperlukan peran utama ayah dan ibu yang memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak secara menyeluruh,” kata Irwan.

Irwan menyebutkan, 80 persen perempuan meminta bercerai karena suaminya lebih mengalami kemajuan usia biologis dibandingkan kematangan psikologis. Father hunger juga menyebabkan anak mudah mengalami depresi, menjadi antisosial, rentan melakukan tindak kriminal dan kekerasan, terjerumus narkoba, perilaku seks bebas, dan perilaku seksual sesama jenis.

Hal tersebut terjadi karena anak kehilangan sosok ayah. Terdapat kekosongan peran ayah dalam pengasuhan, terutama saat anak berada dalam periode emas, yaitu usia 7-14 tahun dan 8-15 tahun. Irwan mengatakan, meskipun anak memiliki ayah, mereka bisa saja tidak mendapatkan pendampingan dan pengajaran dari sosok ayah.

“Father hunger dapat menjadi penjara baru bagi anak di rumah, karena itu penting untuk memperkuat peran ayah dalam pengasuhan,” ujarnya. [DDHK.ORG]

 

Baca juga:

×