Makna fitnah
Menurut kamus Bahasa Indonesia, fitnah bermakna bencana yang identik membawa kerugian dan kesialan. Sedangkan menurut bahasa Arab, kata fitnah sinonim dengan bala dan musibah.
Makna wanita
Dalam Islam, ada 3 karakteristik yang mengacu kepada wanita. Yakni, al untsa: betina (QS. 49:13), al mar’ah: wanita (QS. 4: 128), dan an nisa’: perempuan (nama surat).
Dalam hal disebut sebagai al untsa, merupakan panggilan jenis kelamin. Hal itu terkait dengan:
1. Menunjukkan organ kewanitaan yang merupakan hak prerogatif Allah SWT.
2. Menunjukkan fungsi reproduksi manusia (vagina dan rahim).
3. Aplikasi hukum warisan.
4. Pengenalan mahram dan batasannya.
Dalam hal disebut sebagai al mar’ah atau imr’oah, merupakan panggilan peran domestik. Hal itu terkait dengan:
1. Panggilan status istri.
2. Hukum mengikat dalam urusan rumah tangga (sumur, kasur, dan dapur).
3. Tanggung jawab utama perempuan yaitu di rumah.
Sedangakan dalam hal disebut sebagai an nisa’, merupakan panggilan peran sosial. Hal itu terkait dengan:
1. Mencakup totalitas kehidupan personal, keluarga, dan bermasyarakat.
2. Surat yang diturunkan untuk memperbaiki budaya dan peradaban Romawi, Persia, dan Jahiliyah yang mendiskreditkan para wanita.
3. Membahas kandungan ilmu yang sempurna agar para muslimah menjadi “surat An Nisa yang berjalan”.
Hadits Nabi SAW tentang wanita
Ada beberapa sabda Rasulullah SAW tentang wanita.
Pertama: tentang fitnah wanita.
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ
Beliau bersabda, “Tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah setelahku yang lebih dahsyat bagi kaum laki-laki melebihi fitnah wanita.” (HR. Bukhari)
Kedua: tentang wanita dan masjid.
Ibnu Umar bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Janganlah kalian menghalangi kaum wanita pergi ke masjid Allah”. (HR. Muslim)
Ketiga: tentang wanita dan aurat.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah di pagi hari melainkan akan ada dua malaikat yang menyeru, ‘Celakalah bagi kaum lelaki yang menyerupai kaum wanita, dan celakalah kaum wanita yang menyerupai kaum laki-laki’.” (HR. Ibnu Majah)
Keempat: tentang wanita yang berpakaian tapi telanjang.
Pada suatu malam Nabi ﷺ terbangun lalu bersabda, “Subhaanallah (Mahasuci Allah), fitnah apakah yang diturunkan pada malam ini? Dan apa yang dibuka dari dua perbendaharaan (Romawi dan Persia)? Bangunlah wahai para penghuni kamar (para istri Nabi), karena betapa banyak para wanita berpakaian (ketat dan tembus pandang) di dunia ini namun mereka telanjang nanti di akhirat (tidak mendapatkan kebaikan).” (HR. Bukhari)
Kelima, tentang wanita dan godaan cinta.
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Seorang laki-laki terkena fitnah wanita, aku tidak tahu apa yang telah ia lakukan, hanya saja ia memang belum sampai zina. Lalu ia mendatangi Nabi ﷺ dan menyebutkan semua yang telah ia lakukan, maka Allah menurunkan ayat, ” (Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat). ” (HR. Ibnu Majah)
Keenam: tentang wanita dan lisan.
Beliau bersabda, “Wahai para wanita, perbanyaklah sedekah dan istighfar, sungguh saya melihat kebanyakan kalian adalah penghuni neraka.” Lalu seorang wanita berbadan gemuk dari mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa kami yang paling banyak masuk ke dalam neraka?” Beliau menjawab, “Kalian banyak melaknat dan mengkhianati perlakuan suami, saya tidak pernah melihat makhluk berakal yang akal dan agamanya kurang selain kalian.” Wanita tersebut kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang di maksud dengan kekurangan akal dan agama?” beliau menjawab, “Adapun akalnya kurang disebabkan karena kesaksian dua orang wanita sama dengan kesaksian seorang laki-laki, ini termasuk dari kekurangan akal. Kalian berdiam beberapa hari tidak shalat dan berbuka di bulan Ramadan adalah bukti kurangnya agama kalian.” (HR. Ibnu Majah)
Ketujuh: tentang tuduhan perselingkuhan wanita.
Nabi ﷺ bersabda, “Akan terjadi di akhir umatku suatu peneggelaman (ke perut bumi), perubahan bentuk, dan pemfitnahan (tuduhan zina terhadap wanita).” (HR. Ibnu Majah)
Kedelapan: tentang polemik kepemimpinan wanita.
Abu Bakrah mengatakan; Di kala berlangsung hari-hari perang jamal, aku telah memperoleh pelajaran dari pesan baginda Nabi, tepatnya ketika beliau ﷺ tahu kerajaan Persia mengangkat anak perempuan Kisra sebagai raja, beliau langsung bersabda, “Tak akan baik keadaan sebuah kaum yang mengangkat wanita sebagai pemimpin urusan mereka.” (HR. Bukhari)
Disampaikan oleh Ustadzah Nur Hamidah Lc., M.Ag., saat kajian online Halaqoh Selasa Ekspatriat Perempuan, 16 November 2021.