ArtikelHikmah

Tahaddus Binni’mah: Estafet Sedekah

DDHK.ORG — Seusai Kajian Senja (Tafsir Yasin) di Masjid 10 kilometer dari rumah, aku berhenti di pertigaan, menghampiri si tukang prit prit, alias juru seberang kendaraan yang lalu lalang. “Ini Pak, sekadar untuk berbuka.” Ucapku, sambil mengulurkan 2 plastik kecil makanan yang cukup untuk dimakan oleh 2 orang. “Nopo Pak, O geh, matur nuwun,” jawabnya, sambil mengatur kendaraan lagi.

Aku gas motor Honda Supra Fit pemberian kakak agar  sebelum Magrib sampai rumah. Seketika, fokus melaju hingga kulihat ada seorang nenek tua berpakaian lusuh bertudung lebar nan tertatih. Sedang meniti  perjalanan hendak pulang nampaknya. Kuputar balik motor, menghampiri, sambil memberikan nasi bungkus yang disediakan majelis tadi.

Dengan suara sangat lirih dan terkejut ia berkata, “matur nuwun.” Bahagia rasanya dapat berbagi rasa dengan mereka hari ini dengan semua rizki yang baru saja didapat dari majlis (tentunya dari Alloh).

[darsitek number=3 tag=”hikmah”]

Rizki Tanpa Disangka

ويرزقه من حيث لا يحتسب

“Kadang Alloh memberikan rizki dengan tanpa disangka-sangka.”

Sehari setelah itu, tiba tiba ada 2 orang mengetuk pintu, sementara saya masih tiduran jelang Zhuhur. “Assalamualaikum. Ini diutus bapak menyampaikan ikan bayong/gabus, lele, nila, dan ini,” ujarnya.

“Alhamdulillah,” ucapku did alam hati. Yang disebut “ini” adalah dus berisi kebutuhan dapur yang komplit.

“Mohon sampaikan matur nuwun, jazakumulloh khoiron,” ucapku.

Lalu kuamalkan, sebagaimana biasanya, “wa mimma rozaqnahum yunfiqun.” Aku menyuruh istri memberikan pemberian untuk tetangga dhuafa setelah digoreng dan disantan agar siap santap.

Keesokan harinya, Allah mengutus lagi seseorang mengantar pisang ambon 1 tandan besar dari seseorang di waktu siang. Sebelumnya, juga ada seseorang memberikan beras 1 kantong besar, amanah dari jamaah majelis kajian rutin dan 1 dus beras dari seorang kyai. Ada juga bingkisan oleh-oleh dari jamaah yang baru pulang kampung dari Hong Kong yang masih sempat sowan ke rumah beserta keluarganya.

Alhamdulillah tsumma alhamdulillah.

Ya Allah, tanpa kupujapun Engkau tetap Maha Pemurah. Tapi bagaimana tidak memuja-Mu, sementara hanya Engkaulah dzat yang pantas dipuja serta yang memiliki pujaaan yang senantiasa bermurah dari segala arah.

ان الله لطيف بعباده

Rizki itu ada yang تطلبه yang kita mencarinya dan ada yang يطلبك ia yang mencari kita.

Nikmat mana lagi yang kudustakan. Dia telah menggerakkan hamba-hamba-Nya untuk berbagi. Dari Allah untuk hamba, dari hamba ke hamba yang lain. Lilllah, begitu indahnya berbagi dan saling membagi.

Alhamdulillah ala ni’matillah. Matur nuwun kepada semua jamaah dan semua insan yang telah berbagi di mana saja, termasuk seluruh jamaah Hong Kong yang masih tetap mau berbagi.

“Thanks kain sarung BHS-nya juga!”

 جزاكم الله خيرا في الدنيا والاخرة

واجاركم الله فيما اعطيتم وبارك فيما ابقيتم وجعل الله لكم طهورا برحمتك يارحم الراحمين

Cerita penuh hikmah dan inspirasi ini ditulis oleh Ustadz Badrusalim. [DDHKNews]

Baca juga:

×