ArtikelKonsultasi

Suami Egois dan Tidak Bertanggung Jawab, Apa Yang Harus Saya Lakukan?

DDHK.ORG — Suami Egois dan Tidak Bertanggung Jawab, Apa Yang Harus Saya Lakukan?

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz, saya mohon pencerahan tentang rumah tangga saya.

Saya menikah sudah10 tahun. Semenjak punya anak, kami tinggal dengan ibu mertua yang Alhamdulillah enggak pernah ikut campur dalam urusan rumah tangga kami. Tapi saya bingung, beliau sering menolak makanan yang saya masak atau saya beli.

Semenjak anak berusia 1 tahun, saya memang bekerja, karena suami bukan tipe pekerja keras, sehingga jarang ngasih nafkah. Mungkin itu yang membuat ibu mertua seperti itu.

Sebenarnya, usia suami lebih tua 5 tahun dari saya, tapi pemikirannya kadang enggak nalar, kurang bertanggung jawab, dan egois. Dari dulu, dia sering pergi malam dan pulang pagi. Dia jarang berterus-terang tentang apapun, termasuk statusnya dulu sebagai orang yang pernah menikah dan berlum resmi bercerai. Saya mengetahuinya setelah menetap di rumah mertua.

Saya sangat sadar, “yang baik untuk yang baik dan yang buruk untuk yang buruk”. Makanya, saya selalu mengajak suami untuk memperbaiki diri.

Dulu, banyak yang menganggap saya terkena pelet, sehingga dibutakan cinta. Bahkan, dari sejak menikah sampai sekarang, sebagai perempuan saya tidak pernah mendapatkan apapun dari suami.

Malah, saya yang rela meninggalkan anak dan bekerja di Hong Kong, membelikan fasilitas yang kami butuhkan. Bahkan sampai membeli motor baru atas nama suami. Sedangkan saya sendiri beli yang bekas. Itu karena setelah setahun menetap di rumah di Indonesia saya butuh motor untuk pergi bekerja lagi. Bahkan, ketika saya berangkat kerja, dia masih terlelap tidur.

Sebenarnya, saya berharap, walaupun jarang ngasih nafkah, setidaknya dia bisa menghargai saya, jujur tentang apapun, dan meluangkan waktu ketika saya libur untuk sesekali jalan ajaln atau melakukan sesuatu bersama anak. Dan, (maaf) tentang hubungan seksual pun dia mengaku lemah. Mungkin karena efek kebiasaan buruk masa mudanya.

Saya sebenarnya masih bisa terima, walau kadang ingin cerai. Tapi saya tidak mau anak saya jadi korban, karena setiap tau kami berselisih pasti teriak dan nangis.

Mohon solusinya Ustadz, apa yang harus saya lakukan?

Salam, Fulanah

JAWAB:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركات

Bismillah… Pertama, saya turut prihatin mendengar cerita yang Ibu sampaikan. Yang kedua, semoga Allah segera memberikan jalan keluar terbaik bagi Ibu.

Menikah merupakan sebuah perjanjian yang kokoh (mitsaq gholidh) antara suami dan istri. Istilah mitsaq gholidh dalam Al-Qur’an hanya digunakan dua kali untuk pernikahan serta sumpah Nabi dan Rasul kepada Allah SWT.

Sehingga pernikahan, jika kita mulai dengan niat ibadah kepada Allah dan disertai kejujuran, maka insyaallah akan penuh keberkahan. Sebaliknya jika tidak, maka masalah demi masalah akan terus mendatangi kita, agar kita bisa memetik pelajaran darinya.

Bahkan pernikahan yang baik pun akan tetap diberikan ujian di dalamnya.

Memang betul, sorang lelaki muslim bisa dan boleh menikahi lebih dari satu wanita, bahkan sampai empat wanita sekalipun. Akan tetapi dia dibebani tanggung jawab lebih besar agar bisa adil terhadap istri-istrinya.

Jika yang terjadi dia tidak mampu adil, maka kezaliman akan menimpa istri-istrinya. Dalam kasus ini, Ibu termasuk orang yang tertimpa kezaliman tersebut.

Jika memang Ibu benar-benar mencintai suami Ibu, berikan nasehat kepadanya agar bisa berbuat adil kepada istrinya. Perceraian itu boleh, tapi sangat dibenci oleh Allah.

Menikah dengan lelaki yang beristri satu tapi lebih adil itu jauh lebih baik daripada dengan lelaki yang beristri banyak tapi tidak mampu adil.

Selalu memohon kepada Allah SWT agar memberikan jalan keluar terbaik. Jika masih bisa dipertahankan, itu lebih baik dengan syarat ia mampu adil. Namun jika tidak bisa, maka keputusan ada di tangan Ibu, karena keadilan lebih mendekatkan kepada taqwa.

Wallâhu a’lam bish-showâb.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

(Dijawab oleh: Ustadz Very Setiyawan, Lc., S.Pd.I., M.H.)

#SahabatMigran ingin berkonsultasi seputar masalah agama Islam dan persoalan kehidupan? Yuk, sampaikan pertanyaannya melalui pesan WhatsApp ke nomor +852 52982419. [DDHKNews]

 

Baca juga:

×