ArtikelHikmah

Meringankan Kesusahan pada Sesama

Oleh: Ustadz Talqis Nurdianto [Kandidat Doktor Universiti Sains Islam Malaysia]

BAIK musibah atau ujian hidup, tidak terlepas dari kita. Boleh jadi hari ini kita diuji dengan musibah banjir, pada waktu yang sama, di tempat lain, ada ujian kebakaran hutan. Boleh jadi hari ini kita mendapatkan ketenangan dalam beribadah, tapi di negara lain masih ada Muslim yang susah melaksanakan kewajibannya dengan khusyuk. Demikianlah ujian dan musibah hidup silih berganti.

Setiap kita pasti akan diuji oleh Allah SWT baik, berupa rasa takut atau lapar (QS. Al-Baqarah: 155). Dalam perjalanan hidup kita pun, berbagai ujian telah kita rasakan. Sebagaimana musibah menimpa saudara kita, bisa jadi pada waktu yang berbeda, atas ijin Allah, juga bisa menimpa kita.

Kita diingatkan oleh Rasulullah, “Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang Muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; Barangsiapa memudahkan seseorang yang mendapatkan kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; Dan barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; Dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

Ada anjuran kepada kita, selaku umat Rasulullah SAW, ketika dihadapkan kepada Muslim yang mendapatkan kesusahan, untuk berusaha membantu meringankannya. Bukan soal berapa banyak materi yang kita berikan. Apabila sesama Muslim tergerak untuk meringankan musibah saudaranya, maka bantuan yang dinilai sederhana itu akan menjadi berdaya besar dan sangat bermanfaat.

Pada korban banjir bandang, tanah longsong, atau rumah roboh, maka bantuan air bersih, sembako, pakain, serta alat kesehatan sangat diperlukan. Jangan pernah berfikir bahwa bantuan kita yang hanya berupa 1 kilogram beras tidak ada gunanya untuk korban bencana yang besar. Tapi bayangkan, apabila yang membantu berjumlah banyak! Maka bisa memberikan ketenangan pada keluarga korban, sehingga bisa beribadah kepada Allah dengan tenang. Demikian juga korban kekeringan, atau kesulitan hidup lainnya.

“Perumpamaan kaum Mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi, seumpama tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR. Muslim). Kenyamanan tidur kita terusik, ketika mengetahui saudara kita mengalami kesulitan hidup. Inilah Mukmin yang diharapkan Rasulullah SAW.

Diantara amalan untuk membahagiakan saudara kita yang ditimpa ujian Allah, bisa seperti dalam hadits Rasulullah SAW: “Amalan yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah Engkau menyenangkan seorang Muslim, atau Engkau mengatasi kesulitannya, atau engkau menghilangkan laparnya, atau engkau membayarkan hutangnya.” (HR. Thabrani).

Amalan ini yang akan mengetuk rahmat Allah untuk menyayangi pelakunya, sebagaimana dalam hadits “Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pertolongan dari Allah adalah sebaik-baik pertolongan dan tidak ada yang bisa menghalanginya. Salah satu syarat untuk mendapatkan pertolongan Allah adalah dengan menolong saudara kita. Rasulullah SAW bersabda: “Dan Allah senantiasa menolong hamban-Nya selagi hamba itu bersedia menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

Dengan ini mari kita menjadi bagian dari Mukminin yang membantu meringankan kesusahan atau kesulitan yang dihadapi saudara-saudara kita sebagai bukti keimanan yang terpatri dalam hati, terucap lewat lisan, dan terbuktikan dengan amal perbuatan.

Tidak ada seorang pun yang menolong saudaranya dengan ikhlas kecuali Allah mudahkan urusannya, baik di dunia maupun di akhirat. Mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Allahu a’lam.

Semoga Bermanfaat.

Baca juga:

×