ArtikelHikmah

Banyak Sedekah Solusi Selesaikan Masalah

MEMBACA al-Qur’an dalam atmosfir yang tenang bisa mendatangkan ilmu baru. Meskipun, ayat itu sudah dibaca berulang-ulang. Tadabbur (merenungkan ayat al-Qur’an) sangat dianjurkan. Sebuah cara yang lebih efektif dari perintah membaca dalam arti ‘how to read’ and ‘how to learn’.

Ketika mata saya tertuju pada QS. at-Thalaq: 7, “wa man qudira alaihi rizquhu falyunfiq min ma atahullahu (barang siapa yang sedang disempitkan rizkinya, maka hendaklah ia banyak mendermakan apa yang telah Allah karuniakan padanya), pikiran saya jadi melayang teringat artikel yang pernah saya baca beberapa tahun silam. Tulisan guru besar fakultas ekonomi salah satu universitas ternama. Ia mengatakan, “justru di saat ekonomi sulit (krisis) masyarakat perlu belanja, agar roda ekonomi tidak mandek. Semakin uang berputar, krisis makin mudah diatasi. Perputaran uang di segala level ekonomi pertanda bahwa kekayaan tidak hanya monopoli elit saja.

Jika golongan menengah lebih banyak dari golongan atas (elit) dan golongan bawah (alit), maka stabilitas suatu negara semakin nyata. Berarti tidak ada jurang (gap) yang terlalu dalam antara ‘the have’ dan ‘the poor’.  Itu kata pakar ekonomi.

Saya, sebagai santri, punya sudut pandang yang sedikit berbeda. Kalau di atas kita disuruh lebih konsumtif, maka pandangan saya, saat sulit atau krisis, lebih baik kita perbanyak infaq (sedekah, dan lain-lain). Sebab sejatinya, sedekah dapat mengundang datangnya Rizki yang lebih besar. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “Ma naqasha malun min shadaqatin” (tidak akan berkurang harta yang selalu disedekahkan).

Justru saat kesulitan, saat itu pula kita harus lebih berani untuk berbagi. Perbanyak sedekah atau kebaikan yang lain. Dengan berkah sedekah, siapa tahu Allah Ta’ala memberi jalan keluar untuk segala persoalan yang melanda. Entah itu pekerjaan, hutang, jodoh, sulit punya keturunan, dan lain sebagainya.

Terminologi ‘rizki’ dalam konsepsi Islam tidak terbatas pada uang, tapi mencakup banyak hal; anak adalah rizki, jodoh yang baik juga rizki. Kemudahan dalam beribadah juga rizki.

Menurut hemat saya, sedekah tidak hanya dapat mengurai krisis, tapi juga mengurangi kemiskinan, kecemburuan sosial, serta sifat tamak. Sebaliknya, sedekah dapat menimbulkan cinta kasih antar sesama; antara si kaya dan si miskin. Keharmonisan (social harmony) dalam suatu komunitas masyarakat dapat terwujud. Kehidupan menjadi lebih seimbang.

Dengan demikian akan muncul keinginan untuk saling membantu dan menolong. Sedekah dapat mengundang berkah untuk si kaya dan si miskin.

Lalu, kenapa hidup ini makin sulit? Bisa jadi, karena kita takut berbagi. Wallahu a’lam. []

 

Sukron Makmun, Dai Ambassador Dompet Dhuafa untuk Hongkong & Macau

Baca juga:

×