ArtikelHikmah

Sudahkah Derajat Takwa Kita Mencapai Standar untuk Masuk Surga?

Sudahkah Derajat Takwa Kita Mencapai Standar untuk Masuk Surga?

Oleh: Ustadz Abdul Muhaemin Karim

Disampaikan pada Pengajian Al-Falah DWP KJRI Hong Kong, 28 Oktober 2020, di Ruang Seminar Masjid Ammar, Wan Chai.

Pengajian dilakukan dengan melakukan tadabbur atas beberapa ayat Alquran.

Pertama, tadabbur ayat 17 surat At-Tur

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan.”

  • Para sahabat ketika membaca ayat ini membacanya berkali-kali, sembari bertanya-tanya apakah mereka termasuk dalam golongan ini?
  • Apakah aku sudah mencapai standar untuk masuk ke dalam surga?
  • Sembari terus berharap agar menjadi dan termasuk ke dalam golongan penghuni surga seperti yang dijelaskan oleh ayat ini.

Kedua, tadabbur ayat 8-20 Surah At Tur

“Tidak seorangpun yang dapat menolaknya, pada hari ketika langit benar-benar bergoncang, dan gunung benar-benar berjalan. Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebathilan, pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka): “Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya. Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat? Masuklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya); maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu; kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan keni`matan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada mereka): “Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.” Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.”

  • Bagi mereka yang masuk surga, mereka akan masuk dengan penuh suka ria dan suka cita.
  • Dan Allah SWT berkata: makanlah dan minumlah yang nikmat.
  • Penghuni surga bersandar diatas dipan-dipan yang tersusun.
  • Dan Allah SWT memberikan mereka pasangan bidadari/bidadara yang bermata indah.
  • “Sebaik baiknya manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya.
  • Seburuk-buruk manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk kelakuannya.”

Ketiga, tadabbur ayat 21 surah At-Tur

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”

  • Di surga, Alloh SWT menjamin, bahwa kita akan dipertemukan dengan zuriaat kita: Anak-cucu, nenek-leluhur, kita yang berdasarkan iman dan keimanan.
  • Berhikmah dari kisah Ulama ternama: Al Barsisha
  • Kisah Al Barsisha, ulama yang terkenal sebagai ahli ibadah, yang ibadahnya luar biasa, kemudian datang iblis dan setan menggodanya. Setan ini kemudian menyamar jadi pemuda yang rajin beribadah di tempat dimana Barsisha beribadah. Setan yang menyamar menjadi pemuda ini beribadah dengan tekun dan khusyuk yang bahkan melebihi Barsisha. Barsisha pun terusik, dan ingin belajar dari sang pemuda rahasia bagaimana ia bisa beribadah sedemikian khusyuk dan baiknya. Setan pun mendapatkan kesempatan, digodalah Barsisha untuk tergoda meminum minuman keras. Pemuda yang jelmaan setan ini berkata, itulah kunci khusyuknya ibadahnya. Akhirnya setelah mabuk dan kecanduan minuman keras, Barsisha pun dibisiki setan untuk berzinah, hingga perempuan tersebut hamil. Lalu setelah perempuan itu hamil, pemuda yang adalah setan ini kemudian membujuk Barsisha untuk membunuh si anak dalam kandungan tersebut dan si Barsisah pun membunuh anak tersebut.
  • Bertumpuk-tumpuk kesalahan dan dosa yang dilakukan Barsisha karena tergoda bujukan setan. Barsisha pun menghadapi hukuman berat. Alkisah, Barsisha dihukum hendak disalib. Ketika Barsisha hendak disalib, muncullah pemuda jelmaan setan tadi kembali. Melihat pemuda tersebut, Barsisha pun meminta bantuan padanya. Pemuda itu berkata dia akan bisa membantu Barsisha asal Barsisha mau bersujud padanya. Barsisha pun setuju untuk bersujud. Ketika Barsisha bersujud, diapun meninggal. Meninggal dalam kekufuran.
  • Hikmah yang bisa kita ambil dari cerita ini adalah kita harus istiqomah menghadapi godaan-godaan. Taat pada larangan-larangan Allah SWT.
  • Orang yang dapat mempertahankan keimanannya akan dikumpulkan dengan keluarganya asalkan mereka menjaga keimanannya di surga.
  • Hadist Nabi: barang siapa yang berjalan keluar rumahnya menuju majelis ilmu, Allah SWT akan memudahkan jalannya menuju surga.
  • Kita boleh menggandakan niat. Contohnya: saat pergi ke majelis taklim, gandakan niat, mengaji, silaturahmi, belajar tajwid dll.
  • Setiap orang terikat dengan amal ibadahnya masing-masing.

Keempat, tadabbur ayat 22 surat At-Tur

“Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.”

  • Jaminan akan buah-buahan, daging, dan makanan terbaik dari Allah SWT kepada penghuni surga. Dicukupkan apa saja yang diinginkan.

Kelima, tadabbur ayat 23 surat At-Tur

“Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa.”

  • Di surga disediakan gelas-gelas yang isinya tidak memabukkan, tidak akan menimbulkan ucapan-ucapan yang tidak berfaedah atau menimbulkan perbuatan dosa. Tidak hanya itu, segala kotoran hasil pencernaan selama di surga akan menjadi keringat wangi yang melebihi wangi kesturi.

Keenam, tadabbur ayat 24 surat At-Tur

“Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.”

  • Para penghuni surga yang nanti akan melayani, dan dikelilingi pemuda-pemuda.

Ketujuh, tadabbur ayat 19-20 surat An-Najm, “Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?”

  • Mengenai berhala. Dalam ayat ini disebutkan berhala tersebut bernama: al-Lat, al-Uzza, dan Manat. Ayat ini mempertanyakan mengapa kaum musyrik menyembah berhala-hala ini dan menjadikannya sekutu Allah SWT, padahal berhala-berhala ini tidak mendatangkan manfaat.

Pengajian juga membahas surat Al-Ikhlash

  • Asbabun-Nuzul atau sebab turunnya surat ini adalah pertanyaan dari kaum kafir dan musyrik, “Tuhanmu seperti apa ya Muhammad? Bagaimana rupa dan bentuknya?”
  • Untuk menjawab ini, Allah SWT menugaskan malaikat Jibril untuk membawa jawaban akan pertanyaan tersebut.
  • Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang berada di Mekkah. Jibril menemui Nabi di Mekkah dan mengenalkan dirinya kepada Nabi sebagai penyampai wahyu. Untuk menyampaikan padamu, Muhammad, jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadamu.
  • Ya Rasullallah (Jibril berkata), ini jawabannya:
  • Surat Al-Ikhlas, ayat 1: Allah SWT adaah satu, tunggal, ahad. Tidak bisa dibagi. Satu-nya Allah SWT itu tidaklah sama dengan satunya dunia. Yang tidak bisa dibagi-bagi. Jika ada non-MMuslim yang bertanya mengenai tuhanmu, jawabnya Al-Ikhlash.
  • Surat Al-Ikhlas, ayat 2: Allah SWT adalah tempat meminta segala sesuatu. Allah SWT Maha Kaya.
  • Surat Al-Ikhlas, ayat 3: Allah SWT tidak beranak pinak. Islam menjernihkan dengan menurunkan ayat ini. Allah itu tidak mungkin beranak, dan diperanakkan.
  • Surat Al-Ikhlas, ayat 4: Allah SWT tidak mungkin ada tandingannya dan komparasinya. Baik dalam bentuk dzat-Nya, kekuasaan-Nya, durasi kekuasaan Allah SWT tidak bisa dibandingkan dengan yang ada di dunia. [DDHK News]

Baca juga:

×