BeritaHong Kong

Sempat Diliburkan 3 Bulan, Majelis Al-Hidayah Kembali Gelar Pengajian

DDHK.ORG — Majelis Al-Hidayah, Ahad (25/10/2020) lalu, kembali menggelar pengajian di atas pasar Kwai Fong. Tampak, sekitar 20 jemaah yang hadir membaca shalawat bersama, Al-qur’an, surat Yasin, tahlil, istighotsah, dan melaksanakan shalat berjamaah.

Kegiatan pengajian rutin Al-Hidayah di atas pasar ini sempat diliburkan sementara sekitar lebih dari tiga bulan, karena adanya larangan berkumpul terkait wabah Covid-19. “Sejak didirikan 8 tahun lalu, pengajian rutin majelis kami selalu dihadiri sedikitnya 30 jemaah. Tapi sejak wabah Corona, kegiatan pengajian di atas pasar ini kami liburkan. Pengajian terakhir kami diisi oleh Ustadz Imam Baihaqi (General Manager Dompet Dhuafa Hong Kong), pada tanggal 5 Juli lalu, saat acara pengajian triwulan bersama Majelis Al-Fadhilah TST, M3 Mei Foo, dan Al-Karimah Tai Wo Hau,” kata Siti, Ketua Majelis Al-Hidayah.

Bermodal Rp15 Juta

Siti menjelaskan, pendirian majelis yang dipimpinnya ini bermula dari keinginannya yang kuat delapan tahun silam untuk memiliki mushalla di Kwai Fong. Akhirnya, pekerja migran Indonesia asal Madiun, Jawa Timur, ini memberanikan diri mengutarakan hal itu kepada Ustadz Abdul Syukur, salah satu murid almarhum Ustadz Atifin Ilham dari Majelis Dzikir Adz-Dzikra.

“Kemudian beliau mengadakan pengajian dan mengedarkan sorban untuk menampung dana infak dan sedekah ke para jemaah. Uang terkumpul Rp15 juta. Alhamdulillah, semuanya dikasihkan untuk pengadaan Mushalla Al-Hidayah,” ujar perempuan yang telah bekerja selama 20 tahun di Hong Kong.

Program Utama: Shalat Berjamaah

Majelis Al-Hidayah menjadikan shalat berjamaah sebagai program utamanya. Karena itu, program wajib majelis ini adalah shalat Dhuha di pagi hari serta shalat Zhuhur, Ashar, dan Maghrib berjamaah bersama-sama dengan para pekerja migran Indonesia yang juga berlibur di area atas pasar Kwai Fong.

“Apapun alasannya, shalat tidak boleh ditinggalkan dan kita perlukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan meraih ridho-Nya,” ujar Siti.

Selain itu, di Mushalla Al-Hidayah juga diadakan berbagai kegiatan rutin setiap pekannya. Yaitu, pengobatan menggunakan teknik terapi akupuntur dan bekam.

Majelis Al-Hidayah juga melakukan usaha penjualan baju gamis, sorban, syal, serta obat-obat herbal, madu, dan kurma produk Majelis Adz-Dzikra. Majelis Al-Hidayah juga menerima pesanan pembuatan makanan, mulai dari gorengan, kue bolu, hingga nasi tumpeng.

“Untuk pengobatan, kami tidak pernah memasang tarif. Hasil dari berbagai usaha ini kami gunakan untuk mendukung keberlangsungan kegiatan dakwah kami di Hong Kong dan membayar biaya sewa mushalla tiap bulan,” kata Siti.

Asih, salah satu pekerja migran Indonesia asal Sragen, mengaku selalu setia aktif di majelis Al-Hidayah sejak delapan tahun lalu didirikan. “Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa bergabung di Majelis Al-Hidayah. Dengan begitu, bisa mengisi waktu libur dengan kegiatan yang bermanfaat,” ujarnya. [Nurhalimah/DDHK News]

Baca juga:

×