Pemuda Kuwait Enggan Jadi Imam
DDHK News — Sejumlah besar kaum muda Kuwait tidak tertarik menjadi imam (pemuka agama yang bertugas di masjid). Mereka menganggap jabatan mengekang karena seorang imam harus memimpin shalat lima kali sehari. Data tersebut dikemukakan harian Al-Qabas mengutip pejabat urusan masjid di Kementerian Urusan Awqaf dan Islam Kuwait, Dr. Waleed Al-Shuaib.
Meskipun pihak kementerian menawarkan sejumlah tunjangan, akomodasi, dan gaji besar, para pemuda itu belum menunjukkan antusiasmenya untuk pekerjaan tersebut.
Al-Shuaib mengatakan, masjid terbebas dari ideologi ekstremis. Dia juga mengatakan, para inspektur terus mengawasi masjid. Imam dan muazin bertindak sebagai “tentara” kementerian untuk melindungi masjid dari penyusupan pihak asing. Pihak kementerian juga memantau publikasi dan buku-buku non-Arab.
Selain itu, ia menjelaskan, kementerian telah menyelesaikan prosedur merekrut imam dan muazin dari Mesir dan Yaman. Pihaknya juga mencari imam dan muazin dari Maroko. (Mel/Arab Times).*