BeritaInfo DD

Berikan Pelatihan, DDHK Siapkan Peruqyah untuk Pekerja Migran di Hong Kong

DDHK.ORG — Dompet Dhuafa Hong Kong telah menyelesaikan Batch 2 Pelatihan Ruqyah untuk pekerja migran Indonesia di Hong Kong. Pelatihan yang menghadirkan narasumber tunggal, Arief Wahyudi, seorang praktisi ruqyah yang dikenal dengan panggilan Pak Didi, berlangsung selama dua hari, 1 dan 8 November 2020, dalam empat sesi.

Acara tersebut diikuti 15 peserta yang bekerja di berbagai daerah berbeda di Hong Kong, meliputi Chai Wan, Tsuen Wan, Mui Wo, Lam Tin, Tuen Mun, Shau Kei Wan, Tuen Mun, Sai Ying Pun, Fortress Hill, To Kwa Wan, Tin Hau, Tseung Kwan O, North Point, dan Po Lam. “Di akhir sesi keempat, dilakukan praktek ruqyah mandiri dengan dibimbing langsung oleh Pak Didi. Saat praktek, ada sebagian peserta yang bereaksi. Kemudian, secara bersama-sama dilakukan ruqyah kepada mereka,” kata General Manager Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK), M. Imam Baihaqi.

Pelatihan ini, ungkap Imam, bertujuan untuk membekali diri dengan pengetahuan alam ghaib, yaitu tentang jin, setan, dan fenomena santet. Pelatihan juga bertujuan membentengi diri dari gangguan jin jahat dengan praktek ruqyah mandiri.

“Pelatihan ini juga dalam rangka menyiapkan peserta untuk menjadi peruqyah untuk orang lain,” ujar Imam.

Praktekkan Ruqyah Mandiri

Imam Baihaqi mengingatkan para peserta untuk menjadikan kesalahan yang dilakukan di masa lalu sebagai pelajaran berharga. Ia pun menganjurkan agar mereka mempraktekkan ilmu praktis ruqyah mandiri.

“Mari kita praktekkan ilmu yang sudah kita dapat ini. Kita sama-sama saling membantu dan menguatkan, agar diantara kita yang masih punya gangguan bisa segera ‘bersih’ kembali,” kata Imam.

Beberapa peserta merasakan langsung efek setelah mempraktekkan ruqyah mandiri yang diajarkan saat pelatihan. Suhartini misalnya, mengaku badannya terasa lelah.

“Sekarang badan saya masih terasa capek. Rasanya lesu dan ngantuk, kata pekerja migran Inodnesia yang tinggal dan bekerja di daerah Lam Tin.

Begitu juga dengan Siti Jubaedah, yang bekerja di Tseung Kwan O. “Alhmdulillah sudah saya lakukan, namun sekarang badan masih terasa lemas,” ujarnya.

Menanggapi itu, Pak Didi menyarankan agar mereka menggunakan daun bidara untuk minum dan mandi. “Para saudari saya yang terkena gangguan, silakan daun bidara dipakai minum dan mandi, dengan bacaan-bacaan dzikir. Insyaallah, diberikan kepulihan segera,” kata pria yang telah lama mendalami praktek ruqyah ini.

Kesan Peserta

Seusai acara pelatihan, Pak Didi meminta para peserta untuk menyampaikan kesan-kesan mereka. “Apa pesan atau kata-kata yang berkesan dari pertemuan hari Minggu kemarin? Kalau saya, ‘Allah memberikan kelebihan kepada jin untuk dapat melihat manusia dan dapat menampakkan diri kepada manusia’,” ujarnya.

Besarnya manfaat pelatihan pun diungkap para peserta. Diantaranya:

“Alhamdulillah dan terimakasih banyak atas ilmunya.  Masyaallah, sangat bermanfaat. Semoga saya bisa menjalankan dan mengamalkan ilmunya dengan baik.” (Ropikoh—Mui Wo)

“Jadi tau perbedaan antara jin, setan dan iblis. Kesannya, kita harus belajar memperbaiki akidah kita untuk lebih baik dalam meruqyah diri sendiri dan untuk bisa membantu orang lain.” (Hari Prihartini—Fortress Hill)

“Saya ingin melengkapi akidah pada diri saya supaya bisa melanjutkan belajar ruqyah mandiri.” (Misgiyanti—Sai Ying Pun)

“Saya juga baru tau kalau ternyta iblis, setan dan jin itu beda. Dan ternyata, orang yang bisa melihat makhluk halus itu bukan manusianya yang bisa tapi makhluk halusnya yang menampakkan diri. Dan, baru tau juga ternyata Baginda Rasulullah Muhammad SAW pernah kena sihir dari rambut Beliau.” (Jariatin—Shau Kei Wan)

“Alhamdulillahirobbil’alaamiin dan terima kasih sekali Ustadz atas bimbingannya. Semoga berguna bagi diri kita sendiri terutama dan bagi orang lain umumnya.” (Suliyah—Tuen Muen) [DDHK News]

Baca juga:

×