DDHK.ORG – Obesitas pada anak bukanlah sesuatu yang harus dibanggakan. Gemuk belum tentu sehat.
Dilansir dari Kompas, obesitas pada anak bisa menjadi penyakit serius jangka panjang, yang harus diantisipasi oleh para orangtua.
Mayo Clinic melansit, obesitas pada anak dapat menyebabkan sejumlah penyakit, seperti: diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, penyakit jantung, stroke, dan depresi.
Merujuk pada Kementerian Kesehatan RI, anak dengan kondisi ini cenderung akan mengalami peningkatan tekanan darah hingga berpengaruh pada denyut jantung. Sekitar 20-30 persen anak obesitas menderita hipertensi.
Obesitas pada anak mengacu pada indeks massa tubuh (IMT/BMI), pedoman berat dalam kaitannya dengan tinggi badan.
Seperti dijelaskan oleh Verywell Health, tanda-tanda obesitas pada anak yang umum terjadi dan perlu diperhatikan orang tua, meliputi, penumpukan jaringan lemak (mungkin terlihat di area payudara), muncul stretch mark di pinggul dan punggung, serta bagian lipatan kulit seperti belakang leher gelap atau menghitam.
Kondisi yang dikenal dengan istilah medis akantosis nigrikans tidak mudah hilang meski digosok-gosok. Selain itu mudah sesak napas, terutama setelah aktivitas fisik berat.
Belum lagi Apnea, tidur atau napas berhenti selama beberapa kali saat tidur. Tanda-tanda lain kerap sembelit, memiliki penyakit asam lambung kronis atau refluks gastroesofageal (GERD), pubertas dini pada wanita, pubertas tertunda pada pria, masalah ortopedi, seperti kaki rata atau pinggul terkilir. Tanda lainnya adalah tidak percaya diri.
Endocrine Web menyebut, penyebab utama anak obesitas yang paling dasar adalah mereka mendapatkan kalori lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas. Ini disebut ketidakseimbangan energi.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh gaya hidup dan banyak faktor, termasuk genetika, hormon, susunan metabolisme, dan faktor medis.
Berikut macam faktor risiko penyebab obesitas pada anak yang harus disadarai orangtua:
Faktor gaya hidup, meliputi: sering mengkonsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi dan rendah nutrisi; terlalu banyak makan; sering mengonsumsi asupan manis, dan kurang olahraga atau beraktivitas fisik.
Faktor lingkungan, meliputi: kurang akses untuk mendapatkan makanan sehat, terlalu banyak bermain gawai, dan biasa disajikan makanan berkalori tinggi daan rendah nutrisi.
Faktor genetik: anak berisiko lebih tinggi mengalami obesitas, jika mereka memiliki setidaknya 1 orang tua yang kelebihan berat badan juga.
Faktor psikologi, meliputi: stres, kecemasan, dan depresi semuanya meningkatkan risiko obesitas pada anak.
Faktor sosial ekonomi, meliputi: kesulitan keuangan juga dapat memengaruhi pembelian makanan, karena makanan cepat saji dan makanan berkalori tinggi sering kali lebih murah dari pada makanan yang lebih sehat dan lebih segar.
Efek samping obat-obatan, meliputi: beberapa kelas obat-obatan dapat mendorong penambahan berat badan, seperti steroid, antidepresan, obat diabetes (termasuk insulin, sulfonilurea, dan thiazolidinediones), obat antikejang (seperti carbamazepine dan valproate).
Kondisi medis: obesitas pada anak-anak dapat berasal dari kondisi medis yang mendasarinya, terutama yang mengganggu sistem endokrin, seperti hipotiroidisme dan Sindrom Cushing.
Setelah menyimak tanda-tanda obesitas pada anak dan penyebabnya ini, jangan sepelekan lagi masalah kesehatan ini. Segera bawa anak ke dokter jika anak memiliki indikasi obesitas.
Dengan begitu, anak bisa segera mendapatkan pengobatan yang tepat agar tumbuh kembangnya tidak terganggu. [DDHK News]
Â