Kapan Kita Ucapkan Subhanallah dan Masyaallah?
Assalamu’alaikum. Ustadz, saya mau bertanya.
Kalau kita mengagumi indahnya ciptaan Allah. lafadz apa yang harus kita ucapkan? Apakah subhanallah atau masyaallah?
Terima kasih, Ustadz.
Salam, Fulanah
JAWAB:
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokaatuh.
Bismillah… Ucapan subhanallah (maha suci Allah) dan masyaallah (atas kehendak Allah) adalah 2 kalimat thoyyibah (baik) yang semestinya sering dan spontan diucapkan oleh seorang mukmin dalam kehidupannya sehari-hari.
Lalu, kapan kita mengucapkan subhanallah dan kapan kita mengucapkan masyaallah?
Ucapan subhanallah diucapkan ketika kita merasa heran dengan kejadian yang tidak semestinya atau di luar kewajaran dan tentu itu semua atas kehendak Allah. Hal tersebut seperti dikisahkan dalam hadits bahwa suatu ketika Rasulullah saw berpapasan dengan sahabat Abu Hurairah, akan tetapi dia berpaling dan meninggalkan Rasulullah. Tatkala Abu Hurairah kembali, Nabi bertanya: “Engkau di mana tadi?” Dia menjawab: “Tadi aku junub lalu mandi, karena aku tidak mau bersama Engkau dalam keadaan junub”. Rasulullah keheranan dengan sikap Abu Hurairah, lalu beliaupun bersabda: “Subhanallah… sesungguhnya seorang mukmin itu tidaklah najis”. (H.R. Bukhari Muslim)
Dalam surat Al-Isra’ ayat 1 Allah juga menjelaskan:
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا
{سورة الإسراء: ١}
“Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil aqsha”. {Q.S. Al-Isra’: 1}
Lafazh subhanallah di atas menunjukkan rasa heran yang di luar batas akal manusia, akan tetapi sebagai ungkapan bahwa Allah bisa berkehendak seperti di atas sebagai penolakan terhadap anggapan orang-orang yang tidak mempercayai hal tersebut.
Adapun ucapan masyaallah diucapkan karena kita takjub akan keindahan dan kelebihan sesuatu seperti harta, kecantikan, pemandangan, dan sebagainya.
Ucapan masyaallah juga bisa menjadi sebagai benteng seseorang terhadap sesuatu yang ia kagumi, baik miliknya maupun bukan. Sehingga dengannya akan terlindungi dari ‘ain (penyakit yang datang dari pandangan mata yang iri). Karena iri (hasad) adalah berasal dari iblis dan setan yang harus dilawan dengan ucapan masyaallah.
Hal tersebut sesuai dengan kisah pemilik kebun yang dihancurkan kebunnya oleh Allah karena kesombongannya,
وَلَوۡلَاۤ إِذۡ دَخَلۡتَ جَنَّتَكَ قُلۡتَ مَا شَاۤءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ
{سورة الكهف: ٣٩}
“Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan mãsyaallãh lã quwwata illã billãh (sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)”. {Q.S. Al-Kahfi: 39}
Makanya, sebelum kita share foto kita, orang tua, anak, saudara, teman, atau siapapun ke media sosial misalnya, ucapkan dulu masyaallah, sehingga semoga kita terhindar dari penyakit ‘ain yang datang dari mata yang tidak suka dengan foto yang kita share.
Wallâhu a’lam bish-showâb.
Salam!
…
(Dijawab oleh: Ustadz Very Setiyawan, Lc., S.Pd.I., M.H.)
#SahabatMigran ingin berkonsultasi seputar masalah agama Islam dan persoalan kehidupan? Yuk, sampaikan pertanyaannya melalui pesan WhatsApp ke nomor +852 52982419. [DDHKNews]