Info DD

Islam Terus Berkembang di Korea Selatan

Hampir setiap malam pukul 21.30-22:00, puluhan siswa Muslim berkumpul dalam sebuah ruangan di asrama Universitas Negeri Seoul (SNU) untuk melaksanakan shalat Isya berjamaah.

SNU merupakan lembaga pendidikan pertama di Korea Selatan yang memiliki ruang masjid untuk mahasiswa Muslimnya. Jumlah mahasiswa Muslim di universitas ini mencapai delapan persen dari 1.200 mahasiswa yang berasal dari 88 negara, termasuk dari Korea sendiri.

Profesor Fakultas Seni dan Budaya, Kim Sung-hee, mengatakan, kehadiran masjid itu untuk medukung aktivitas keagamaan mahasiswa Muslim yang terus bertambah. “Kehadiran tempat ibadah ini demi kesetaraan keyakinan agama dan menghormati keragaman budaya,” ujar Kim sebagaimana dikutip koreajoongangdaily.com (25/1).

Selain itu, jelas dia, kehadiran masjid itu juga menjadi bukti populasi umat Islam di Korsel terus tumbuh. Menurut Organisasi Muslim Korea, diperkirakan terdapat 92.000 warga imigran Muslim di Korsel. Pertambahan kaum Muslim terjadi terutama karena masuknya pekerja asing dari negara-negara Muslim, seperti Indonesia, Pakistan, dan Uzbekistan.

Ramainya imigran Muslim tersebut berdampak pada peningkatan pemeluk Islam asli Korea. Data sensus 2005 menunjukkan terdapat sekitar 45.000 Muslim asli Korea.

Sensus yang dilakukan oleh Badan Statistik Korea tersebut mencakup survei terhadap agama yang dianut masyrakat Korea. Meski, pada sensus 2010 lalu, pertanyaan tentang agama telah dihilangkan.

Banyak warga asli Korea yang mulai tertarik mengenal Islam dan mendatangi Islamic Center. Pakar Islam dan Antropologi dari Universitas Hanyang, Prof. Lee Hee-soo mengatakan, beberapa saat setelah tragedi 11 September 2001 di Amerika, hanya ada 67 buku berbahasa Korea yang membahas tentang Islam.

Setelah lebih dari 10 tahun, beredar sekitar 150 buku Islam berbahasa Korea. Lee salah satu penulis buku Islam tersebut. Sebuah buku terlaris pada 2001 berjudul Islam: Sepuluh Tahun setelah 11 September dan Perubahan Dunia Islam.

Korea memiliki sejarah panjang dalam hubungan dengan Islam. Penelitian para sarjana Korea selama lebih dari tiga dekade mencatat, perdagangan dimulai pada abad ketujuh dan terdapat kelompok besar Muslim yang tinggal di Korea pada masa Dinasti Joseon.

Namun, sejak Pemerintahan resmi Korsel, masjid pertama kali dibangun tahun 1976 setelah pemerintahan Park Chung Hee menyumbangkan sebidang tanah di Hannam-dong, pusat kota Seoul, yang memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi. (Republika).*

Baca juga:

×