Info DD

Thibun Nabawi: Minum Madu, Bekam, dan Ruqyah

Thibun Nabawi atau konsep kesehatan nabawiyah asli milik Islam yang disyariatkan oleh Allah Swt dan dipraktikan serta dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Thibun Nabawi merupakan konsep pengobatan superholistik (utuh) dan integral (terpadu). Konsep pengobatan ini sangat murah dan luar biasa.

Demikian dikemukakan pakar Thibun Nabawi Ust. Sarwo Edi alias Abu Saddan dalam perbincangan khusus dengan reporter DDHK News, Tati Tia Surati. Abu Saddan hadir di Hong Kong atas undangan Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) untuk mengisi acara pelatihan “Secret of Thibun Nabawi” bagi BMI Hong Kong 23 Januari lalu.

“Patron hidup sukses Thibun Nabawi ialah Rasulullah. Beliau sejak lahir hingga menjelang wafatnya jarang sekali sakit karena kualitas kesehatan beliau dan para sahabatnya itu sangat luar biasa,” tegasnya.

Dijelaskannya, ada asas penting dalam Thibun Nabawi yang harus dipahami oleh kaum Muslim. Asas tersebut ialah tidak boleh syirik (menyekutukan Allah Swt) karena syirik itu di dalam dunia pengobatan sangat diharamkan. “Contohnya, kita tidak boleh meyakini dokter atau obat lainya yang menyembuhkan kita dari sakit, tapi kita harus percaya dan yakin bahwa Allah itu adalah Sang Syifa atau dokter sebenarnya,” paparnya.

Ada tiga cara kesembuhan ala Nabi Saw, yaitu minum madu, bekam, dan ruqyah. Madu memiliki banyak khasiatnya yang bermanfaat bagi kesehatan jasmani. Berbekam adalah proses penghisapan darah kotor melalui kulit. Dalam ilmu medis, darah yang dimaksud adalah darah statis atau darah yang kehilangan oksigen.

Ruqyah adalah pengobatan dengan Al-Quran atau dikenal dengan Rukiyah Syariahiyah, yaitu pengobatan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran sesuai dengan syariat yang diterapkan oleh Nabi Saw. “Ruqyah juga ada yang syirik, maksudnya pengobatan tersebut menggunakan perantara jin,” katanya mengingatkan.

Menyinggung soal kehadiran Dompet Dhuafa di Hong Kong, Ust. Abu Saddan menilai sangat bagus. Ia berharap, dengan adanya para ustadz, ustadzah, serta para volunteer, DDHK tetap berkontribusi dengan baik, melakukan pemberdayaan umat, dan berdakwah di Hong Kong. (Tati Tia Surati/ddhongkong.org).*

Baca juga:

×