Info DD

Kugapai Cita-Citaku di Tanah Hong Kong

Hong Kong Time-for-changePanggil saja namaku Nurni (bukan nama sebenarnya). Aku anak kedua dari lima bersaudara. Aku mempunyai satu orang kakak perempuan dan tiga orang adik yang masih kecil.

Ibuku sudah meninggal beberapa tahun lalu, tidak berselang lama setelah kelahiran adikku yang terakhir. Sejak kelahiran adikku yang terakhirlah ayahku tidak mempedulikan keluarga lagi, bahkan selingkuh dengan wanita lain. Karena hal inilah ibuku jadi sering sakit-sakitan dan akhirnya meninggal.

Sejak ibuku meninggal, aku dan adik-adikku hidup dengan nenek, paman dan bibi. Ayahku sudah tidak peduli dengan kehidupan kami.

Sebenarnya aku ingin sekali melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tapi apa daya, lagi-lagi kendala biaya yang menjadi pertimbangan.

Lulus SMP Aku memutuskan merantau ke Bandung. Di sana aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Meskipun aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi semangat belajarku tidak hilang.

Tanpa sengaja waktu aku beres-beres rumah majikan, aku menemukan buku-buku bahasa Jepang. Aku photocopy dan aku taruh kembali ke tempat semula. Aku hafalin satu per satu bahasa Jepang itu sela-sela rutinitas kerjaku.

Aku bekerja di Bandung tidak bertahan lama, hanya 5 bulan. Aku berpikir bagaimana bisa melanjutkan cita-citaku kalau begini, jarang keluar rumah dan tidak mungkin majikanku mengizinkanku untuk bekerja sambil sekolah.

Waktu itu ada seorang sponsor yang menawariku bekerja ke Hong Kong. Setelah melalui prosedur ketenagakerjaan dan hampir setengah tahun belajar di BLK (Balai Latihan Kerja), akhirnya aku berangakat ke Hong Kong.

Alhamdulillah, aku mendapat majikan yang baik, meskipun cuma mendapat libur dua kali dalam sebulan. Itu pun bukan hari Minggu, tetapi Sabtu. Aku pun menurut aturan majikan.

Beberapa bulan kemudian, niat menuntut ilmu kembali timbul. Meskipun melalui diskusi yang alot dengan majikan, akhirnya aku bisa libur setiap Sabtu. Dengan libur empat kali sebulan, aku bisa lebih leluasa belajar, meskipun kejar Paket C (setara SMA).

Belajar sambil bekerja tidaklah mudah, apalagi ikut majikan yang suatu waktu bekerja sampai larut malam. Harus pandai-pandai membagi waktu, apalagi kalau tugas dari sekolah sedang banyak. Kadang drop juga. Tapi aku harus menyemangati diri sendiri agar jangan sampai putus ditengah jalan. Aku harus bisa. Pasti bisa!

Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan yang panjang dan berliku, akhirnya aku menyelesaikan pendidikan kejar Paket C dengan nilai tertinggi dari sekian ratus siswa. Aku bangga dan lega. Majikanku pun sangat bangga padaku.

Tidak berselang lama lulus kejar Paket C, aku mendaftar ke salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Hong Kong. Namun, itu tidak bertahan lama dikarenakan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Maklum, aku harus membantu kehidupan dan pendidikan adik-adikku di Indonesia.

Saat ini aku lebih banyak belajar tentang agama. Aku perbaiki baca tulis Al-Quranku. Tidak lupa sambil menabung untuk bekal masuk perguruan tinggi di Indonesia.

Halangan dan rintangan pasti selalu ada. Aku anggap semua itu sebagai senjata agar aku terus termotivasi belajar. Semua itu aku lakukan demi cita-citaku menjadi seorang guru. Aku pasti bisa. Insya Allah. (Seperti dituturkan kepada Minnie/localhost/project/personal/ddhongkong.org/ddhongkong.org/dompetdhuafa.org).*

Baca juga:

×