Info DD

‘Rumah Hantu’ Jadi Properti yang Paling Dicari di Hong Kong

Para pemburu property murah di pasar apartemen Hong Kong dikabarkan memburu “tempat tinggal yang berhantu” karena biasanya nilainya turun antara 20 hingga 40 persen dari standar.   Hong Kong merupakan kota dengan penduduk yang masih mempercayai tahayul.

Mereka meyakini, orang yang meninggal secara tak wajar, seperti bunuh diri, dibunuh, atau mengalami kecelakaan di kediamannya akan memberikan ketidakberuntungan untuk pemilik rumah yang baru.   Ancaman seperti ini diyakini oleh warga setempat, sehingga jasa usaha feng shui sangat berjaya di Hong Kong. Mereka diminta untuk meminimalkan risiko bisnis dan menjauhkan pihak keluarga dari “hantu yang kelaparan”.

Sesuai aturan hukum yang berlaku, seorang penjual harus menjelaskan kondisi rumah yang akan dijualnya dengan sejarahnya. “Rumah hantu” dalam bahasa Kanton disebut hongza.

Namun, ternyata tak semua orang takut dengan predikat rumah hantu tersebut. Bahkan, ada investor yang mengikuti sejumlah tragedi yang pernah terjadi di tempat tinggal tersebut untuk bisa menekan harga jualnya.

Menurut Eric Wong dari situs property the squarefoot.com, nilai rumah hantu turun pada kisaran 20-40 persen.  “Orang Hong Kong sangat sensitif pada hantu dan nasib buruk. Mereka percaya feng shui, jika ada sesuatu yang buruk di tempat tinggal tersebut, orang tak mau membelinya. Namun tempat tinggal di Hong Kong ini terbatas dan sangat mahal. Jadi jika ada diskon bagus tentunya ada orang yang bersedia mengambilnya”.

Situs squarefoot.com bahkan memberikan sejumlah pilihan “rumah hantu” untuk dibeli dan disewa, seperti sebuah apartemen yang pernah ditinggali seorang pesepakbola. Ia melakukan bunuh diri dengan melompat dari lanatai 36 apartemennya karena masalah hutang dan masalah hubungan dengan kekasih.

Ada lagi tempat tinggal seorang wanita yang mati bunuh diri minum racun dan mayatnya baru ditemukan sebulan sesudah persitiwa. Kemudian ada lagi seorang wanita yang dibunuh di anggota tubuhnya dimutilasi oleh pembantunya di sebuah blok apartemen eksklusif.

Cerita seram seperti ini tentunya membuat takut orang. Namun toh ada investor berminat memilikinya dan kemudian menyewakannya ke orang lain.

“Kelompok investor seperti inilah yang berani menawar kemudian mereka menyewakan lagi kepada orang yang tak peduli dengan sejarah buruk di tempat tersebut,” jelas Wong.

Para penyewa kebanyakan adalah orang asing yang tak peduli dengan sejarah dari apartemen yang mereka tinggal. Ekspatriat diistilahkan dengan kata gweilos.

“Para gweilos ini tak percaya tahayul seperti orang Hong Kong. Mereka hanya mencari yang harganya murah dan lokasinya bagus,” ungkap Winnie Ng dari agen property Rich Harvest. (Suarapembaruan.com).*

Baca juga:

×