Media Massa Inggris Dinilai Sebarkan Sentimen Anti-Muslim
Media massa Inggris dinilai menjadi sumber munculnya sentimen anti-Islam dan Islamophobia di negara itu. Karenanya, kalangan anggota parlemen, pembela hak asasi manusia, dan para pemimpin Muslim Inggris bergabung untuk mendesak adanya penyelidikan tentang liputan media massa yang tidak fair tentang Islam dan umat Islam di Inggris.
“Sebuah penyelidikan alternatif diperlukan untuk menyelidiki praktik-praktik diskriminasi yang meluas dan sistematis dalam pemberitaan tentang Islam dan kaum Muslim di media Inggris,” kata mereka dalam surat bersama yang dikutip oleh Guardian.
Surat itu ditandatangani oleh sejumlah warga Inggris terkemuka, termasuk pengacara hak asasi manusia Imran Farooq Khan dan Murad, Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris (MCB). Penandatangan juga termasuk anggota parlemen Jeremy Corbyn, Tuhan Navnit Dholakia, dan Anas Altikriti, presiden dan pendiri Yayasan Cordoba.
Surat itu menyalahkan media Inggris yang telah menciptakan iklim kebencian terhadap minoritas Muslim.
Muslim Inggris, diperkirakan mencapai 2,3 juta jiwa, telah lama mengeluhkan liputan media yang tidak fair tentang mereka.
“Selama dekade terakhir, sejumlah studi akademis menunjukkan kecenderungan meningkatnya pemberitaan negatif tentang komunitas Muslim,” kata surat itu.
Studi pemerintah terbaru menemukan ketidakseimbangan dalam media Inggris dengan menjelekkan kaum kaum minoritas Muslim, dengan menyebarkan prasangka dan menggambarkan mereka sebagai musuh dalam masyarakat Inggris.
Sebuah studi sebelumnya menuduh media dan industri film mengabadikan Islamofobia dan prasangka dengan memproyeksikan Muslim sebagai orang kejam, berbahaya, dan mengancam.
Sebuah laporan terbaru oleh ComRes menemukan, kebanyakan orang Inggris menyalahkan media yang memicu ketakutan dan kebencian terhadap Muslim. Hasil survei menunjukkan, masyarakat Inggris menyalahkan media yang menyebabkan Islamofobia (29%) daripada kelompok sayap kanan (13%), atau Muslim sendiri, baik yang berada di luar negeri (14%) atau di Inggris (11%) .
Sayeeda Warsi, wanita Muslim pertama yang duduk di pemerintah Inggris, mengatakan tahun lalu, bahwa sentimen anti-Muslim telah menjadi hal yang diterima dalam masyarakat Inggris.
Sebuah jajak pendapat Financial Times baru-baru ini menunjukkan Inggris adalah negara yang paling mencurigai komunitas Muslim. (Mel/Onislam.net/ddhongkong.org).*