Soal Kartun Nabi Muhammad, Denmark Tolak Minta Maaf
Pemerintah Denmark menolak meminta maaf atas kasus kartun yang menghina Nabi Muhammad dan membuat marah kaum Muslim sedunia. Bahkan, Menteri Luar Negeri Denmark, Lene Espersen, menolak permintaan Syekh Besar Al-Azhar Mesir, Dr Ahmed al-Tayyeb, agar dirinya meminta maaf kepada umat Islam.
Pada September 2005 koran Denmark, Jyllands-Posten, memuat sejumlah karikatur yang melecehkan Nabi Muhammad, salah satunya menggambarkan Nabi Saw mengenakan sorban mirip granat dengan sumbu yang siap meledak.
Menlu Denmark diterima Ahmed al-Tayyeb selama berkunjung di Kairo, namun tida ada permintaan maaf. Sebelumnya, Al-Arabiya mengabarkan, seorang diplomat Denmark menawarkan permohonan maaf atas pembuatan dan pemuatan kartun itu.
Namun, seorang pejabat pemerintah Denmark lainnya membantah kabar, bahwa Espersen pernah meminta maaf, meskipun ulama Al-Azhar telah meminta agar Denmark meminta maaf kepada umat Islam. ”Tidak ada permintaan maaf yang diucapkan Espersen selama pertemuan,” tegas pejabat Denmark itu.
Menurut berita di televisi Denmark, Espersen menolak memohon maaf apa pun kepada Imam Al-Azhar atas kasus kartun Nabi Muhammad.
Pemerintah Denmark, seperti pemerintah Barat pada umumnya, menilai kartun itu sebagai ekspresi kebebasan berbicara, meskipun telah membangkitkan amarah dunia Islam. (Al-Arabiya/Republika)