Info DD

Jumhur Apresiasi Pelatihan ESQ bagi TKI

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat mengapresiasi pelatihan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) bagi para calon TKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri.

Saat menerima Presiden Direktur ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian di Jakarta, Senin, Moh Jumhur Hidayat mendukung tawaran dari Ary yang ingin melatih ESQ bagi para calon TKI.

Terkait pembekalan terhadap calon TKI sebelum ditempatkan di negara-negara tujuan penempatan, Jumhur yang didampingi Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri BNP2TKI Agusdin Subiantoro mengatakan bahwa BNP2TKI sudah memiliki paket program pelatihan terhadap calon TKI yang dikemas melalui Kelompok Berlatih Berbasis Masyarakat (KBBM).

Pelatihan terhadap calon TKI melalui KBBM ini dilakukan minimal 200 jam, katanya.

Bila program KBBM ini dipadukan kemudian dipadu atau ditambah dengan program ESQ, tentu akan mempunyai nilai tambah dan akan menjadi lebih baik lagi, katanya.

Menurut Jumhur, selain TKI, para pemilik dan pengelola perusahaan jasa TKI atau pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS) juga sangat perlu diberi pelatihan ESQ.

“Kalau pemilik dan pengelola PJTKI atau PPTKIS sudah memiliki semangat membangun TKI untuk memiliki etos berwirausaha yang tinggi maka mereka akan dengan mudah mentransferkan semangatnya itu kepada calon TKI atau TKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri,” kata Jumhur.

Ary menjelaskan pengalamannya memberi ceramah di hadapan sekitar 400 TKI di Hong Kong pada Minggu (9/1) lalu.

Kekacauan pengelolaan keuangan, gegar budaya, hingga salah memilih teman bergaul yang dihadapi TKI merupakan temuan masalah-masalah yang ditemuinya ketika mengamati dan berdialog dengan TKI, katanya.

“Karena mereka tidak memiliki semangat untuk mengubah diri dan tidak ada arahan atau `support` untuk menjadi mandiri setelah tidak menjadi TKI, akhirnya mereka menghabiskan gajinya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif seperti membeli `handphone` mahal, sepatu, pakaian secara berlebihan,” kata Ary.

Menurut Ary, umumnya tujuan mereka yang menjadi TKI adalah ingin mengubah nasib dan ingin mandiri dengan menjadi wiraswasta.

Ary Ginanjar menambahkan, inilah momentum penting yang akan menyebarkan nilai-nilai keberanian, kedisiplinan, keteguhan, ketangguhan serta keinginan untuk berubah menuju kemuliaan hidup akan sangat berperan membangun bangsa Indonesia.

“Jangan berhenti sampai di situ, kalau tidak sungguh bangsa Indonesia akan rugi,” katanya. (ANTARA)

Baca juga:

×