DDHK.ORG – Produk Indomie rasa ayam spesial ditarik di Taiwan. Produk mi instan asal Indonesia ini ditarik setelah otoritas kesehatan setempat menemukan residu etilen oksida (EtO) di dalamnya.
Etilen oksida merupakan agen sterilisasi dan pestisida yang kerap digunakan pada bahan atau alat-alat yang tidak tahan dengan proses pemanasan.
Seperti dilansir Detik, etilen oksida tersebut dikaitkan sebagai zat karsinogenik yang dapat memicu penyakit kanker. Adapun Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) sendiri sudah menyatakan Indomie yang ada di Indonesia aman untuk dikonsumsi karena kadar residu yang ada masih jauh di bawah ambang batas ketentuan BPOM.
Berkaitan dengan penarikan produk Indomie di Taiwan, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Prof Zullies Ikawati, Ph.D., Apt mengatakan, dirinya yakin bahwa jumlah etilen oksida yang terkandung dalam produk mi instan tersebut sangatlah sedikit.
“Untuk residu EtO dalam Indomie yang dilaporkan di Taiwan, saya bahkan yakin sebenarnya yang dideteksi bukanlah EtO-nya, karena EtO sangat mudah menguap dan jumlahnya bakal kecil sekali bahkan tidak terdeteksi,” ucap Prof Zullies ketika dihubungi detikcom, Minggu (30/4/2023).
“Tetapi mereka mengukur senyawa 2-kloroetanol, yang merupakan produk perubahan dari EtO ketika berinteraksi dengan senyawa lain dalam produk. Senyawa 2-kloroetanol sendiri tidak bersifat karsinogenik,” sambungnya lagi.
Menurut Prof Zullies, selama produk makanan tersebut sudah berstandar BPOM RI, maka makanan tersebut aman untuk dikonsumsi masyarakat.
“Kalaupun ada EtO dalam produk makanan yang masih di bawah ambang batas aman menurut BPOM, maka menurut saya masih aman,” kata Prof Zullies.
“Bahkan mungkin selama proses pemasakan mi instan, EtO-nya juga udah menguap dan tidak akan memapar pada tubuh. Sekali lagi, EtO adalah gas yang mudah menguap, bahkan titik didihnya itu sebenarnya ‘cuma’ 10,7 derajat,” sambungnya.
Ia menambahkan, paparan etilen oksida baru dapat menyebabkan kanker dalam jangka waktu yang panjang dan jumlah yang besar. Contoh orang yang berisiko mengalami kanker adalah pekerja pabrik yang menggunakan etilen oksida sehingga mengalami paparan dalam jumlah besar dan dalam waktu yang lama.
“Dampak jangka panjang jika terpapar terus menerus dalam jumlah besar bertahun-tahun, maka bisa memicu kanker,” pungkasnya. [DDHK News]