Eksistensi Islam di Jerman Jadi Perdebatan
Eksistensi agama Islam dan kaum Muslim di Jerman tengah menjadi perdebatan. Middle East Online (7/10) mengabarkan, hal itu mengindikasikan peningkatan Islamofobia atau sentimen anti-Islam.
Kalangan Islamofobia menuding Islam identik dengan terorisme.
Perwakilan dari empat juta kaum Muslim Jerman menyambut baik pernyataan Presiden Christian Wulff hari Minggu (3/10) dalam pidato perayaan 20 tahun reunifikasi Jerman.
“Kristen tentu saja bagian dari Jerman. Yudaisme tentu saja bagian saja dari Jerman. Ini sejarah Yahudi-Kristen kita…. Tapi sekarang, Islam juga merupakan bagian dari Jerman,” kata Wulff saat itu.
Tapi di pihak lain, termasuk para anggota partai Kanselir Angela Merkel dan partai konservatif Wulff, merasa tidak senang dengan pernyataan tersebut. Mereka mengatakan, sang presiden ”membiarkan kaum Muslim tidak berintegrasi ke dalam masyarakat Jerman”.
Merkel menyatakan, budaya Jerman ”didasarkan pada akar Yahudi-Kristen ratusan tahun, jika tidak ribuan” dan nilai-nilai Islam “harus disesuaikan” dengan hukum Jerman. Menurutnya, kaum Muslim harus mematuhi hukum Jerman, bukan hukum Syariah.
Merkel juga menekankan perlunya para imam Muslim dilatih di Jerman.
Isu integrasi Muslim memanas sejak Agustus, ketika anggota bank sentral, Thilo Sarrazin, mengatakan Jerman sedang ”dibuat lebih bodoh” oleh imigran Muslim yang berpendidikan rendah dan tidak produktif. (Mel/ddhongkong.org).