Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa 6,4 magnitudo yang mengguncang selatan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta semalam. Getarannya terasa hingga di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Berdasarkan pantauan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa berdampak dan dirasakan di daerah Kulonprogo (DIY); Nganjuk (Jawa Timur); Kebumen (Jawa Tengah) dan Ponorogo, Jawa Timur dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah). Sedangkan di Kediri dan Mojokerto (Jawa Timur) getaran terasa dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Ia menjelaskan berdasarkan hasil pemodelan, gempa itu tidak berpotensi tsunami. BMKG juga mencatat adanya dua gempa susulan yang terjadi.
“Hingga pukul 20.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 2 gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar M3,9,” kata Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat (30/6/2023), sebagaimana dirilis CNN Indonesia.
Daryono juga menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi itu merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” katanya.
1 Meninggal, 11 Luka-luka
Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY mengungkapkan data sementara korban gempa bermagnitudo 6,4 di kawasan Yogyakarta pada Jumat malam.
Lewat unggahan di media sosial, mereka mengungkapkan satu orang meninggal dunia di kawasan Bantul dan belasan orang lainnya luka-luka berdasarkan data sementara hingga pukul 23.30 WIB.
“Update sementara data korban jiwa gempa bumi di wilayah DIY, Kabupaten Bantul lima luka, satu meninggal dunia. Kabupaten Gunungkidul 3 luka, dan Kabupaten Sleman tiga luka,” cuit @TRCBPBDDIY.
Dalam kesempatan itu, mereka juga mengungkapkan penyebab satu warga Kabupaten Bantul meninggal dunia. Berdasarkan pengakuan petugas setempat, warga tersebut kaget saat gempa dan berujung meninggal dunia.
“Tadi ada gempa, kaget sehingga beliau kena serangan jantung dan meninggal,” kata petugas di sana.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul Agus Yuli Herwanta membeberkan detail korban jiwa tersebut. Warga yang meninggal akibat gempa DIY adalah S, perempuan berusia 67 tahun yang tinggal di Mulyodadi Bambanglipuro Bantul.
S disebut meninggal karena kaget dan terjatuh dari tempat tidur saat gempa. “Ada yang luka satu orang karena berlari takut, jatuh. Tapi, juga ada yang meninggal dunia satu barusan karena kaget,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul Agus Yuli Herwanta dalam konferensi pers online, Jumat (30/6).
Tak hanya korban jiwa, Agus juga saat itu memperbarui data kerusakan di Bantul setelah gempa DIY, seperti 31 kerusakan rumah di 12 kecamatan. Pendataan masih berlangsung hingga saat ini.