Pada hari Kamis (12/10/2023) lalu pejabat Departemen Imigrasi Hong Kong mengatakan bahwa mereka berhasil membongkar sindikat kejahatan yang diduga mempekerjakan pekerja ilegal untuk menyediakan layanan cuci piring di restoran. Dari kasus ini, sebanyak 33 orang ditangkap, 20 orang adalah warga non-lokal, dan sebagian besar adalah warga negara Indonesia (WNI).
Seorang petugas imigrasi senior, Derek Siu, menuduh mereka direkrut oleh sindikat untuk bekerja. Mereka juga mengundang teman-temannya untuk bergabung. “Anggota sindikat tersebut menandatangani kontrak outsourcing dengan restoran-restoran di seluruh Hong Kong,” ujar Siu kepada wartawan, sebagaimana dilansir RTHK.
“Mereka mengklaim bahwa pekerja legal akan dipekerjakan untuk menyediakan layanan kebersihan dan cuci piring, namun kenyataannya mereka mempekerjakan pekerja ilegal berbiaya rendah untuk bekerja demi menghasilkan uang,” ujarnya.
Para petugas kebersihan ilegal ini masing-masing dibayar antara HK$300 hinggga HK$500 per hari. Lima dari mereka yang ditangkap adalah anggota kunci sindikat tersebut, yang diduga menandatangani kontrak dengan 50 restoran senilai HK$17 juta. Delapan orang lainnya adalah pemberi kerja.
“Pihak berwenang yakin sindikat itu telah beroperasi selama enam bulan,” tulis RTHK.