BeritaDunia IslamInternasional

Israel Sudah Keterlaluan

Dunia merespons aksi brutal Israel yang menembaki pengungsi Palestina saat mengantre makanan di Jalur Gaza pada hari Kamis (29/2/2024) lalu. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) diberitakan langsung menggelar pertemuan tertutup di hari yang sama di markas besar PBB di New York. Sumber diplomatik, seperti diberitakan AFP, mengatakan pertemuan tertutup itu diminta Aljazair.

Merspons kekejaman Israel, Presiden Kolombia Gustavo Petro memutuskan menghentikan pembelian senjata dari negeri zionis itu. Hal itu disampaikan meski Israel selama ini menjadi salah satu penyedia utama senjata bagi pasukan keamanan negara Amerika Selatan yang terlibat konflik puluhan tahun, termasuk melawan kartel narkoba tersebut.

Seperti diberitakan AFP, Petro mengajak dunia untuk sama-sama memblokir Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. “Sedang meminta makanan, dan lebih dari 100 warga Palestina dibunuh oleh Netanyahu. Ini adalah genosida dan mengingatkan dengan Holocaust. Dunia harus memblokir Netanyahu. Kolombia menangguhkan semua pembelian senjata dari Israel,” tulis Petro di X atau Twitter.

Militer dan polisi Kolombia selama beberapa dekade telah menggunakan senapan, pistol, dan rudal dari Israel. Angkatan udara Kolombia memiliki sekitar 20 pesawat tempur Kfir, dan negara tersebut memiliki hak memproduksi senapan otomatis Galil dan rudal Spike di bawah paten Israel.

Pada Oktober 2023, beberapa hari setelah perang dimulai, Israel menyatakan “menghentikan ekspor keamanan” ke Kolombia. Hal itu disampaikan karena mereka menilai Petro menuduh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggunakan kalimat untuk orang-orang di Gaza yang mirip dengan yang dikatakan “Nazi tentang orang-orang Yahudi. “Petro, Presiden sayap kiri pertama Kolombia, juga menegaskan bahwa “masyarakat demokratis tidak bisa membiarkan Nazisme kembali berkuasa dalam politik internasional.”

Sejumlah negara Arab dan komunitas internasional juga diberitakan mengecam Israel. Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengaku terkejut dengan laporan pembunuhan dan menyebabkan ratusan orang cedera.

“Bahkan setelah lima bulan permusuhan massal, Gaza masih mengejutkan kita. Kehidupan terkuras habis di Gaza dengan kecepatan yang mengerikan,” ujar Griffiths dikutip Al Jazeera, Jumat (1/3/2024).

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengecam penembakan pasukan Israel ke warga Gaza. Mereka juga menyebut Israel telah melanggar hukum internasional.

“[Saudi] menolak pelanggaran hukum internasional dari pihak manapun dan dalam situasi apa pun,” demikian rilis resmi Kemlu Saudi.

Saudi juga mendesak komunitas internasional untuk memaksa Israel agar membuka koridor kemanusiaan yang aman ke Gaza.

Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengeluarkan kecaman. “Kami mengecam tindakan tak manusiawi yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina yang tak bersenjata di bundaran Nabulsi di Gaza utara,” demikian rilis Kemlu Mesir.

Mesir menganggap menargetkan warga sipil yang tengah mengambil bantuan adalah kejahatan yang memalukan. “Dan merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional,” lanjut mereka.

Kementerian Luar Negeri Yordania juga mengeluarkan kecaman atas aksi Israel. “Kami mengutuk tindakan brutal pasukan pendudukan Israel yang menargetkan warga Palestina yang berkumpul menunggu bantuan,” demikian pernyataan Yordania.

Singapura, yang merupakan salah satu negara sahabat Israel, juga mulai jengkel dengan agresi pasukan Zionis di Palestina. Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menyampaikan pandangan dia soal aksi Israel di Palestina saat rapat parlemen pada Kamis (29/2/2024).

Vivian mengatakan Singapura mengakui hak Israel untuk membela diri bukan karena memihak. Vivian mengakui bahwa operasi militer Israel ke Jalur Gaza dengan dalih membela diri dari serangan Hamas sudah keterlaluan.

“Untuk menghindari ambiguitas, saya akan mengulangi kalimat tersebut; respons militer Israel keterlaluan.” [Sumber: CNN Indonesia]

Baca juga:

×