BeritaInternasional

Israel Gempur Rafah, Mesir Ancam Cabut Perjanjian Camp David

Perang baru terancam pecah di Timur Tengah antara Israel dan Mesir usai Kairo mengancam bakal menangguhkan perjanjian Camp David.
Ancaman itu diutarakan Mesir jika Israel berani menggempur Kota Rafah, Palestina.

Demikian dilansir CNN Indonesia, perjanjian Camp David merupakan kesepakatan damai antara Israel dan Mesir pada 1978 usai terlibat perang besar. Dikutip Associated Press (AP), kesepakatan ini kemudian menjadi landasan kerangka perjanjian damai Israel dengan beberapa negara Arab di Timur Tengah.

Dua pejabat tinggi Mesir dan seorang diplomat ternama negara Barat yang mengetahui hal ini menyebut Kairo terpaksa mnyinggung perjanjian Camp David usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ngotot bakal mengerahkan tentara untuk membombardir Kota Rafah. Selain Mesir, Qatar, Arab Saudi, dan sejumlah negara lain juga telah memperingatkan dampak buruk jika Israel melancarkan serangan ke Rafah.

Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) pada Sabtu (10/2/2024) mengutuk rencana tentara Israel untuk menyerang Rafah, yang berada di selatan Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri Kuwait menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap rencana pasukan pendudukan Israel untuk menyerang kota Rafah di Jalur Gaza setelah mendeportasi paksa warga sipilnya.

Seperti dikutip dari Anadolu, Ahad (11/2/2024), Kuwait juga menegaskan kembali posisinya yang mendesak komunitas internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam melindungi warga sipil Palestina yang tidak bersalah.

Qatar turut mengecam keras ancaman Israel untuk menyerang Rafah, yang merupakan wilayah perbatasan dengan Mesir. Doha memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan di kota tersebut, yang telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi ratusan ribu pengungsi Gaza.

Qatar meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak mencegah pasukan pendudukan Israel menginvasi Rafah dan melakukan genosida di kota tersebut. Qatar juga menekankan kembali penolakan tegas terhadap upaya pengusiran paksa warga Palestina dari Gaza.

Sedangkan Kementerian Luar Negeri UEA menyatakan keprihatinan seriusnya terhadap rencana dan persiapan tentara Israel untuk melancarkan operasi militer di daerah padat penduduk Rafah, yang dipenuhi pengungsi Palestina. UEA memperingatkan dampak kemanusiaan serius yang mungkin ditimbulkan oleh operasi militer Israel di Rafah.

UEA menegaskan kembali kecamannya yang keras terhadap deportasi paksa terhadap rakyat Palestina dan praktik apa pun yang melanggar legitimasi internasional, hukum internasional, dan hukum kemanusiaan.

Baca juga:

×