Aksi penistaan Alqur’an kembali terjadi di Eropa. Setelah di Swedia, aksi serupa berupa pembakaran kitab suci umat Muslim itu kembali terjadi di ibukota Denmark, Kopenhagen.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pun mengutuk keras penodaan Alqur’an. “Kami mengutuk dengan sekeras-kerasnya penodaan publik terhadap Alquran di Denmark kemarin. Pembelaan yang berkelanjutan dan kelambanan sikap terhadap tindakan Islamofobia ini, atas nama kebebasan berekspresi, jelas mendorong impunitas,” kata Kantor Jenewa OKI di Twitter, dikutip di TRT World, Ahad (23/7/2023).
Tidak hanya mengutuk aksi tersebut, OKI juga meminta otoritas Denmark untuk mematuhi kewajibannya, berdasarkan hhukum internasional. Resolusi Dewan Hak Asasi Manusia PBB #HRC53″ untuk melawan kebencian agama yang diadopsi pekan lalu juga dinilai harus ditegakkan.
Pada hari Jumat (21/7/2023), anggota kelompok nasionalis Islamfobia sayap kanan “Danske Patrioter (Patriot Denmark)” melakukan aksi pembakaran Alqur’an di depan Kedutaan Irak di Kopenhagen, Denmark. Sehari setelahnya, Sabtu (22/7/2023), Pemerintah Denmark mengecam dan menyebut aksi tersebut sebagai “tindakan memalukan” yang tidak menghormati agama orang lain.
Kementerian Luar Negeri Denmark mengatakan dalam sebuah pernyataan di Twitter bahwa tindakan provokatif tersebut menyakiti perasaan banyak orang dan menciptakan perpecahan antara agama dan budaya yang berbeda. Ditegaskan, kebebasan beragama dijunjung tinggi di Denmark.
Dan, banyak warga di negara itu beragama Islam. “Mereka adalah bagian berharga penduduk Denmark,” menurut pernyataan tersebut sebagaimana diwartakan Anadolu, dikutip dari Antara, Minggu (23/7/2023).
Negara itu meyakini bahwa kebebasan berekspresi dan berkumpul harus dihormati. Kementerian itu juga menambahkan bahwa “Denmark mendukung hak untuk protes tetapi menekankan bahwa protes tersebut harus tetap damai.”
Sebelumnya pada pekan ini, Salwan Momikaz, seorang pengungsi Irak berusia 37 tahun yang tinggal di Swedia, menginjak dan menendang Alquran. Aksi itu dilakukan Momikaz hanya beberapa pekan setelah dia membakar halaman kitab suci itu di luar sebuah masjid di Stockholm.
Sementara pada Januari tahun ini, Rasmus Paludan, seorang pemimpin Denmark sayap kanan, membakar salinan Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm. [Sumber: republika.co.id]