BeritaInternasional

Israel Blokade Jalur Gaza Dinilai Persis Blokade Nazi di Perang Dunia II

Presiden Rusia Vladimir Putin menyamakan tindakan Israel yang secara paksa ingin memblokade Jalur Gaza Palestina persis seperti blokade Nazi terhadap Leningrad, Uni Soviet selama Perang Dunia II yang menewaskan lebih dari 1,5 juta orang. Pernyataan itu diutarakan Putin menyusul perintah Israel yang ingin memblokade dan mengosongkan Jalur Gaza Palestina menyusul perangnya dengan Hamas yang semakin panas sejak 7 Oktober lalu.

“Berbagai skenario muncul, termasuk kemungkinan diambilnya tindakan militer dan non-militer terhadap Jalur Gaza yang sebanding dengan pengepungan Leningrad selama Perang Dunia II,” kata Putin kepada wartawan saat berkunjung ke Kyrgyzstan pada Jumat (13/10/2023), seperti dilansir CNN Indonesia.

Sebagaimana dikutip AFP, Putin menegaskan, hal itu tidak dapat diterima. Pasalnya, lebih dari dua juta orang tinggal di Gaza.

Terkait blokade Gaza, milite Israel mengultimatum warga Palestina untuk meninggalkan tanah airnya dan pindah ke selatan dalam waktu 24 jam. Merespons seruan ini, pejabat Hamas meminta warga Gaza untuk tetap tinggal di rumah. Permintaan itu disampikan melalui pengumuman di masjid. Masjid-masjid yang berada di Gaza menyiarkan pesan: “Pertahankan rumahmu. Pertahankan tanahmu.”

Analis Gaza Talal Okal juga menggambarkan perintah relokasi Israel sebagai upaya untuk mendorong rakyat Palestina di Gaza ke dalam Nakba. “Seperti yang mereka lakukan pada 1948 ketika mereka mengusir orang-orang dari Palestina yang bersejarah dengan menjatuhkan barel bahan peledak ke kepala mereka, hari ini Israel mengulangi hal yang sama di depan mata dunia dan kamera langsung,” kata Okal, sebagaimana dilansir Republika.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hamas Eyad Al-Bozom mendesak masyarakat Arab di mana pun dan terutama di negara-negara yang berbatasan dengan Israel untuk mendukung rakyat Gaza. “Kami memberi tahu masyarakat di Gaza utara dan Kota Gaza, tetap tinggal di rumah dan tempat Anda. Dengan melakukan pembantaian terhadap warga sipil, penjajah ingin sekali lagi mengusir kami dari tanah kami,” katanya.

“Pemindahan 1948 tidak akan terjadi. Kami akan mati dan kami tidak akan pergi,” kata Bozom pada konferensi pers yang diadakan di rumah sakit Shifa di Kota Gaza.

Baca juga:

×