BeritaHong Kong

Dokter di Tsuen Wan Berikan Layanan Konsultasi Berbahasa Indonesia

DDHK.ORG — Ada seorang dokter di daerah Tsuen Wan memberikan layanan konsultasi medis dalam bahasa Indonesia. Hal itu dikemukakan Nurhalimah, Ketua Majelis Taklim Hidayatullah Rabu Tsuen Wan, berdasarkan pengalamannya berobat pada hari Senin (10/3/2020) malam.

“Namanya Dr. Ko Yung Ying. Dokter ini melayani konsultasi medis dalam bahasa Inggris, Kantonis, Mandarin, dan Indonesia,” kata Nurhalimah.

Dr. Ko membuka praktek di sebuah klinik yang beralamat di 1/F., Rear Blk., 84 Chung On Street, Tsuen Wan, New Territories, dengan nomor telepon 24988116. Menurut Nurhalimah, lokasi tempat praktek Dr. Ko tidak jauh dari Stasiun MTR Tsuen Wan. “Dari Exit A, berjalan kaki sekitar 7 menit,” ujarnya.

Nurhalimah tinggal di daerah Kwai Hing. Untuk menuju tempat praktek Dr. Ko, dia naik MTR dan turun di Stasiun Tsuen Wan. Dari sana, dia berjalan kaki menuju minimarket pasar seafood Tsuen Wan yang dekat dengan markas Majelis Taklim Hidayatullah yang dipimpinnya.

Kemudian, dia menyeberang jalan ke Mal Kolour. Setelah itu belok kanan, lalu jalan lurus hingga lampu merah berikutnya. Dari lampu merah posisinya ada di sebelah kiri. Di gedung lokasi klinik berada ada toko farmasi yang di sampingnya terdapat tangga. Setelah naik tangga, di sana ada papan namanya, dalam bahasa China.

“Atau, kalau posisi datangnya dari toko Fortress Tsuen Wan, tinggal menyeberangi lampu merah. Nah, di situ tinggal langsung naik tangga,” ujar Nurhalimah.

Selain sang dokter, klinik itu juga mempunyai dua staf yang juga bisa berbahasa Indonesia, meskipun masih terbata-bata. Mereka lebih lancar berbahasa Inggris dan Kantonis. “Ramah-ramah stafnya,” kata Nurhalimah.

Lebih Nyaman dan Leluasa Mengutarakan Keluhan

Nurhalimah mengetahui keberadaan klinik Dr. Ko dari sang nenek yang dirawatnya. “Si nenek punya teman. Temannya punya pembantu dan pernah sakit. Setelah berobat ke dokter di Tsuen Wan ini, sakitnya sembuh,” ujarnya.

Si nenek juga memberi tau bahwa dokter ini bisa berbicara dalam bahasa Indonesia. Nurhalimah yang empat hari sebelumnya berobat ke dokter lain mengaku lebih nyaman berobat ke dokter yang bisa berbahasa Indonesia. Sebab, dirinya bisa lebih leluasa menyampaikan keluhan dan sakit yang diderita. Sang dokter pun bisa memberikan nasihat panjang lebar.

Dia merasakan betul perbedaan berobat dan berkonsultasi kepada dokter yang bisa bahasa Indonesia. Dengan dokter dalam bahasa Inggris dan Kantonis, kata Nurhalimah, konsultasinya hanya berjalan tiga menit.

“Kalau di dokter Indonesia, konsultasinya lama, sekitar 45 menit. Saya dikasih banyak saran. Sayanya juga bisa leluasa bertanya-tanya tentang penyakit yang saya derita, tentang makanan atau minuman yang perlu saya konsumsi. Pokoknya enak lah konsultasinya, seperti ngobrol dengan sesama teman,” ujarnya.

Selain enak diajak ngobrol, Dr. Ko juga mengenakan biaya yang relatif tidak terlalu mahal. “Setelah konsultasi, saya dikasih empat macam obat untuk tiga hari. Bayarnya HK$300,” ujarnya.

Pekerja migran Indonesia asal Majalengka, Jawa Barat, ini awalnya ke dokter karena keluhan sakit perut. Karena ketakutan terjadi apa-apa dengan dirinya, majikan membawanya ke dokter.

“Kata dokter, sakit saya karena kurang tidur dan sering telat makan. Sebab, tiga lansia yang saya jaga sakit semua. Sayanya jadi ngedrop. Ternyata, saya ada maag. Alhamdulillah, obat dari dokter yang berbahasa Indonesia ini tokcer, saya sudah sehat sekarang,” kata perempuan yang akan finish kontrak kerja pada tanggal 2 Februari mendatang ini.

Nurhalimah mengingatkan bahwa Dr. Ko hanya melayani pasien yang memiliki HKID. [DDHK News]

Baca juga:

×