Pemerintah Hong Kong pada hari Ahad (25//2023) lalu menegaskan bahwa pasokan garam di Hong Kong tetap stabil dan stoknya mencukupi untuk konsumsi lokal selama sekitar satu bulan. Pemerintah menyarankan masyarakat untuk tidak khawatir tentang pasokan dan tidak perlu menimbun garam.
Penegasan ini disampaikan Pemerintah karena adanya laporan berita tentang lonjakan pembelian garam di tengah masyarakat. “Kemungkinan, hal itu dipicu oleh rumor bahwa garam beryodium dapat membantu manusia melawan radiasi. Kekhawatiran sebagian orang mengenai kelangkaan diduga menjadi penyebab rak-rak garam kosong di beberapa supermarket,” demikian dirilis situs resmi Pemerintah Hong Kong.
Pusat Keamanan Pangan menunjukkan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung gagasan bahwa mengonsumsi makanan kaya yodium dan garam beryodium dapat mencegah kerusakan fisik akibat radiasi. Masyarakat juga diingatkan bahwa asupan yodium atau garam yang berlebihan berbahaya, terutama bagi orang-orang yang menderita hipertensi, penyakit jantung, atau penyakit ginjal.
“Pusat Kemananan Pangan mendesak masyarakat untuk menahan diri dari membeli dan makan terlalu banyak garam.”
Menurut informasi dari Departemen Sensus & Statistik, garam pangan yang dikonsumsi di Hong Kong sebagian besar berasal dari Tiongkok Daratan, Malaysia, dan Australia. Sedangkan pangsa pasar garam pangan Jepang kurang dari 1%. Pembatasan impor yang dilakukan Pemerintah saat ini atas beberapa produk dari Jepang tidak mempengaruhi pasokan garam pangan di Hong Kong.
Pemerintah menambahkan bahwa staf pusat tersebut telah mensurvei situasi ritel. Mereka mengetahui dari supermarket-supermarket besar bahwa beberapa rak garam belum diisi kembali tepat pada waktunya karena alasan operasional dan bukan karena kekurangan. Gerai ritel tersebut telah memutuskan untuk mengisi kembali stok mereka sesegera mungkin.
Pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan rasional serta mewaspadai berita bohong ynag beredar.