DDHK.ORG – Lailatul Qadar adalah malam yang dinantikan umat Islam pada bulan Ramadan. Ini merupakan malam yang penuh dengan kemuliaan, bahkan lebih utama dari malam 1.000 bulan.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas seperti dilansir Kompas mengatakan, ibadah di Lailatul Qadar kebaikannya akan dihitung berlipat-lipat.
“Jadi kalau kita beribadah dan berbuat kebaikan di malam tersebut, maka oleh Allah SWT amal ibadah dan kebaikan yang kita lakukan tersebut akan diganjar dengan balasan yang sama. Artinya, kita telah berbuat hal tersebut 1.000 bulan atau 83,3 tahun,” ujarnya (8/4/2023).
Kapan Lailatul Qadar? Terdapat banyak pendapat terkait ini. Kendati demikian, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk meningkatkan amal ibadah dan kebaikan pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, khususnya pada tanggal-tanggal ganjil.
Adapun 10 hari terakhir pada malam ganjil bulan Ramadan itu, seperti malam 21, 23, 25, 27, dan 29.
Metode pendekatan Lailatul Qadar Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, terdapat beberapa metode pendekatan momen ini.
Yang pertama adalah menurut Imam Al Ghazali yang mengatakan, malam istimewa ini akan selalu jatuh di malam Minggu, kecuali jika awal Ramadan jatuh di hari Rabu. Jika awal Ramadhan jatuh pada Rabu, maka malam spesial ini akan jatuh di malam Rabu.
“Karena awal Ramadan 1444 H tahun ini jatuh di hari Kamis, 23 Maret 2023, maka menggunakan kaidah utama, yaitu Lailatul Qadar jatuh di malam Ahad, yaitu dihitung sejak tanggal 15 setelah maghrib hingga hari minggu tanggal 16 sebelum subuh,” jelas Andi kepada Kompas.com, Senin.
Sementara itu, metode lainnya yang digunakan untuk pendekatan malam Qadar ini adalah menurut Abu Hasan Asyadzili. Andi, metode ini sedikit berbeda dengan yang dilakukan oleh Imam Al Ghazali karena malam spesial ini tidak jatuh di malam Ahad, melainkan sesuai dengan harinya masing-masing, yaitu:
Awal Ramadan jatuh di hari Sabtu: malam Qadar jatuh pada malam Minggu, malam ke-21.
Awal Ramadan jatuh di hari Minggu: malam Qadar jatuh pada malam Jumat, malam ke-27.
Awal Ramadan jatuh di hari Senin atau Jumat: malam Qadar akan jatuh di malam ke-29, yaitu malam Senin atau malam Jumat.
Awal Ramadan jatuh hari Selasa: Lailatul Qadar jatuh di malam ke-25 yaitu malam Jumat.
Awal Ramadan jatuh di hari Rabu: Lailatul Qadar jatuh di malam Jumat, malam ke-27.
Awal Ramadan jatuh di hari Kamis: Lailatul Qadar jatuh di 5 hari malam tanggal ganjil 10 hari terakhir di bulan Ramadan, yaitu malam ke-21, 23, 25, 27, 29 yang berturut-turut.
“Karena awal Ramadan 1444 H jatuh di hari Kamis, 23 Maret 2023, maka Lailatul Qadar akan jatuh di 5 hari tersebut,” tandas Andi.
Tanda-tanda Lailatul Qadar Lantaran tidak bisa diperkirakan dengan pasti, terdapat beberapa hal yang dapat digunakan untuk menandai Lailatul Qadar itu, di antaranya: Langit cerah dan tidak mendung. Suasana dan angin terasa sejuk di malam hari. Kendati begitu, lagi-lagi tidak ada yang mengetahui pasti kapan Lailatul Qadar terjadi.
“Tidak ada tanda pasti yang bisa kita ketahui dan pastikan. Meskipun beberapa mengatakan tanda-tandanya seperti yang saya sebutkan tadi, namun tidak ada yang bisa memastikannnya,” kata Anwar Abbas. [DDHK News]