DDHK.ORG – Memasuki 10 hari terakhir Ramadan menjadi momen yang dimanfaatkan umat muslim dalam memaksimalkan ibadah.
Dilansir dari Republika, pada 10 hari terakhir bulan Ramadan biasa dimanfaatkan Rasulullah SAW untuk semakin memperbanyak ibadah dan bertiktikaf untuk menggapai Lailatul Qadar.
Dikutip dari buku Catatan Faedah Ilmu di Bulan Ramadhan oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi, babak 10 akhir Ramadhan penuh dengan keutamaan.
Di antara keutamaannya yang sangat spesial adalah adanya malam Lailatul Qadar, suatu malam penuh berkah yang lebih baik daripada seribu bulan, yang sebanding dengan 83 tahun empat bulan.
Umat islam harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan semangat dalam beribadah di 10 akhir Ramadhan. Seseorang dapat berpacu dengan waktu dan berlomba-lomba mengumpulkan pundi-pundi pahala yang akan dipetik hasilnya di akhirat kelak.
Dahulu Nabi dan para salaf sangat mengagungkan 10 akhir bulan Ramadan. Mereka optimal mengisinya dengan ketaatan seperti shalat malam, membaca Alquran, dzikir, doa, sedekah, itikaf dan lain sebagainya.
Dari Aisyah: Adalah Nabi apabila memasuki sepuluh akhir bulan Romadhan, beliau bersungguh-sungguh ibadah, menghidupkan malam dan membangunkan keluarganya. (HR. Bukhori Muslim)
Abu Utsman An-Nahdi mengatakan: “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.”
Ibadah yang utama ketika bulan Ramadan antara lain; salat berjamaah, tadarus Alquran, salat tarawih, salat tahajud, iktikaf, memperbanyak sedekah, dan menunaikan akat fitrah.
Banyak sekali keistimewaan dari bulan Ramadan yang tentu saja tidak dapat ditemukan di bulan-bulan lainnya, misalnya adanya malam seribu bulan atau kerap disebut dengan Lailatul Qadar. Selain itu, pada bulan Ramadan, setiap amalan ibadah kita akan dilipatgandakan oleh Allah SWT karena bulan tersebut penuh dengan keberkahan. [DDHK News]