DDHK.ORG – Harga beras mahal masih ditemui. Ini membuat Mendag mempertanyakan distribusi yang dilakukan Bulog.
Dilansir dari Republika, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan masih menemui harga beras yang masih tinggi di Pasar Cisalak Depok, Jawa Barat.
Untuk beras medium Rp10 ribu per kilogram (kg) dan harga premium Rp12 ribu per kg. Ini jauh di atas harga dari Bulog.
“Untuk harga dari Bulog Rp8.200 per kg hanya mungkin problemnya dari Bulog sampai ke pasar, untuk mengambil ke Bulog terbatas, hanya agen besar dan jualnya mahal lagi,” kata Zulhas dalam kunjungannya ke Pasar Cisalak Kota Depok Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023).
Zulhas mengatakan ingin mengetahui mengapa harga beras tidak turun, bagaimana distribusinya dari Bulog sampai ke pasar, seperti yang terjadi pada minyak goreng dari pabrik sampai ke pasar bagaimana agar harga sampai Rp14 ribu per kg.
“Kita sudah ketemu sistemnya makanya harga minyak stabil,” katanya.
Menanggapi ini, Zulhas berjanji nanti membahas bagaimana harga beras Bulog yang Rp8.200 sampai Rp8.300 per kg ada dan sampai ke penjual.
“Lagi kita cari caranya agar sampai ke pembeli dengan harga Rp9.450 per kg,” kata Mendag.
Tingginya harga beras medium di pasaran ini menurutnya, karena distribusi Bulog kepada masyarakat masih terbatas hanya untuk agen-agen besar, sehingga saat tiba di pasar harganya bertambah.
“Kalau orang ambil ke Bulog kan terbatas makanya agen besar yang ambil sehingga harganya mahal,” kata Zulhas.
Sebelumnya, dalam kunjungan ke Depok, Mendag menyebut harga-harga sembako masih stabil kalaupun ada kenaikan dan penurunan harga masih terbilang wajar.
Mendag mengatakan, dari hasil pantauannya di Pasar Cisalak Depok, harga cabai merah turun sedangkan cabai keriting naik. Tapi kenaikan masih wajar, bisa dikatakan stabil.
Mengenai harga Minyak Kita yang laris manis di pasaran, Zulhas menyatakan, akan menambah pasokannya karena permintaan masyarakat yang meningkat.
“Minyak Kita barangnya laris. Dulu penjualannya 1 jadi 2, 2 jadi 4, 4 jadi 8. Kenaikan seiring dengan packingnya yang bagus jadi semua masyarakat beli. Tentunya dengan harga yang banderol pemerintah,” pungkasnya. [DDHK News]