Pihak berwenang di India menghancurkan sekitar 300 rumah, toko, dan lapak di satu-satunya distrik mayoritas muslim, Nuh, negara bagian Haryana pada pekan lalu. Salah satu warga di Nuh, Abdul Rasheed, menceritakan polisi mengunci dia dalam bus saat buldoser menghancurkan tokonya.
“Saya sedih sekali. Keluarga dan anak-anak saya bergantung pada sewa yang kami terima dari toko. Kami menyewa toko untuk umat Hindu dan Muslim,” kata Rasheed, seperti dikutip Al Jazeera, sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
Dia juga mengatakan pihak berwenang tak memberi tahu atau menunjukkan perintah apapun terkait penghancuran ini. “Mereka membuldoser semuanya,” lanjut Rasheed.
Menanggapi aksi tersebut, Pengadilan Tinggi Punjab dan Haryana memerintahkan pihak berwenang berhenti membuldoser properti di distrik Nuh. Mereka juga mempertanyakan apakah tindakan buldoser ini bagian dari pembersihan etnis.
“Masalah muncul apakah bangunan milik komunitas tertentu dirobohkan dengan kedok hukum dan masalah ketertiban dan pembersihan etnis sedang dilakukan negara,” demikian menurut pengadilan.
Hakim di pengadilan itu, GS Sandhwalia dan Kaur Jeewan juga mengamati bahwa otoritas negara melakukan penghancuran tanpa mengikuti prosedur yang ditetapkan hukum.
Penghancuran properti Muslim di India bukan kali pertama. Pada Juni 2022 lalu, pihak berwenang menghancurkan rumah dan tempat bisnis warga Islam di Uttar Pradesh.