DDHK.ORG – Kehadiran ayah dalam pengasuhan penting bagi tumbuh kembang anak. Penelitian terkini dari Auckland University of Technology (AUT) di Selandia Baru mengungkap pentingnya keterlibatan sosok ini dalam pengasuhan anak.
Keterlibatan itu seperti dilansir Republika.co.id terbukti memiliki dampak positif terhadap tumbuh kembang anak. Riset ini dilakukan atas permintaan Kementerian Pembangunan Sosial Selandia Baru serta NZ Work Research Institute (NZWRI).
Laporan yang baru saja dirilis tersebut menggunakan data dari kelompok kelahiran Growing Up in New Zealand (GUiNZ).
Studi longitudinal GUiNZ memberikan berbagai informasi yang mendukung analisis keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Beberapa poin termasuk jumlah cuti yang diambil sang kepala keluarga ini, keterlibatan langsung dalam pengasuhan anak sehari-hari, dan frekuensi kegiatan berkualitas.
Data lain dalam GUiNZ memungkinkan para peneliti mengeksplorasi hubungan antara keterlibatan ayah di tahun-tahun awal kehidupan seorang anak. Begitu juga perkembangan kognitif, fisik, dan psikologis anak di kemudian hari.
Peranan Ayah
Temuan utama dari studi AUT menunjukkan, sebagian besar para bapak di Selandia Baru mengambil cuti orang tua selama dua pekan atau kurang. Kebanyakan mereka mengambil cuti orang tua lebih sedikit daripada yang sebenarnya mereka inginkan.
Selain itu, terungkap pula bahwa secara umum, mereka kurang terlibat dalam pengasuhan anak dibandingkan ibu. Namun, sebagian besar mereka (71 persen) berpendapat, pembagian tanggung jawab pengasuhan anak tersebut sudah adil. Ada 56 persen ibu yang memiliki pendapat sama.
Hasil lain dari studi AUT yakni rata-rata ayah yang mengambil lebih banyak cuti ternyata tidak lebih terlibat dalam pengasuhan anak, juga tidak memberikan kualitas pengasuhan yang lebih tinggi. Ada perbedaan etnis dalam kuantitas dan kualitas keterlibatan sang bapak.
Bagian soal etnis menurut para peneliti mengatakan, harus ditafsirkan dengan hati-hati, karena ukuran sampel yang kecil untuk sosok bapak non-Eropa.
Dibandingkan dengan pria Eropa, sosok bapak dari suku Māori dan Pasifika lebih terlibat dalam aktivitas pengasuhan anak.
Suku Māori adalah penduduk asli asal Polinesia yang tinggal di Selandia Baru. Sementara sosok kepala keluarga yang merupakan penduduk Kepulauan Pasifik atau Pasifika cenderung melakukan aktivitas pengasuhan berkualitas tinggi, seperti bermain gim dan membaca buku bersama anak.
Meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara lama cuti ayah dan hasil perkembangan anak, tetap ada hubungan positif antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan sehari-hari dan kondisi tumbuh kembang anak.
Dampak itu yakni pengembangan bahasa dan keterampilan motorik terpantau lebih baik, serta tingkat masalah perilaku yang lebih rendah.
Direktur NZWRI dan profesor ekonomi AUT, Gail Pacheco, mengatakan laporan itu menyoroti cara ayah di Selandia Baru menyikapi pengasuhan anak dan mengungkap bahwa keterlibatan itu bermakna.
Pacheco kurang sepakat jika cuti paternitas digunakan sebagai satu-satunya ukuran keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak.
“Karena sebagian besar ayah mengambil cuti melahirkan kurang dari dua pekan, ukuran ini tidak menggambarkan realitas keterlibatan ayah dan, secara signifikan, dampak keterlibatan itu pada kehidupan anak-anak mereka,” kata Pacheco, dikutip dari laman Scoop, Ahad (30/10/2022). [DDHK News]