DDHK.ORG – Stres tidak bisa dianggap remeh. Stres bahkan bisa menyebabkan kekambuhan multiple sklerosis.
Dilansir dari Republika, multipel sklerosis (MS) merupakan suatu penyakit neurodegeneratif akibat proses demielinisasi kronik pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh peradangan autoimun.
Para peneliti telah mencoba mengidentifikasi pemicu yang tepat dari multipel sklerosis (MS), kondisi melemahkan yang terjadi ketika sistem kekebalan menyerang selubung pelindung otak dan sumsum tulang belakang.
Meskipun penyebab pasti dari penyakit autoimun masih belum diketahui, para ahli menyarankan bahwa melakukan modifikasi gaya hidup tertentu seperti makan makanan yang sehat, mengurangi stres, dan berolahraga secara teratur dapat mengurangi kemungkinan kambuhnya multipel sklerosis.
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan para ahli di Michigan telah mengonfirmasi peran stresor dalam menyebabkan MS kambuh.
Peristiwa stres yang terjadi baik pada masa kanak-kanak dan dewasa dapat memperburuk kecacatan pada pasien. Dilaporkan Medical Daily pada Kamis (25/5/2023), MS memengaruhi lebih dari 2,8 juta orang di seluruh dunia.
Studi sebelumnya telah menemukan kondisi ini disebabkan sebagian oleh gen yang diwariskan dan sebagian lagi oleh faktor luar seperti kurangnya sinar matahari, merokok, obesitas remaja dan infeksi virus.
“MS adalah penyebab utama kecacatan non-traumatis di antara orang dewasa muda, dan penelitian tambahan diperlukan untuk mengidentifikasi pendorong eksternal kecacatan yang dapat diatasi atau dicegah, termasuk stres, untuk meningkatkan hasil fungsional,” kata co-author Tiffany Braley yang menjelaskan pentingnya studi terbaru.
Tim peneliti mengevaluasi data dari lebih dari 700 orang dengan MS dan menemukan bahwa penyebab stres dalam berbagai tahap kehidupan seperti kemiskinan, pelecehan, dan perceraian dapat berkontribusi pada kekambuhan MS. Temuan penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Brain and Behavior.
“Pengalaman masa kecil yang buruk, yang kami sebut ACE, dan pemicu stres masa kecil lainnya dapat memengaruhi proses kekebalan, peradangan, dan perilaku sepanjang hidup, dan mengurangi ketahanan terhadap stres orang dewasa,” kata penulis utama Carri Polick.
Para peneliti percaya temuan ini dapat membantu memulai perbaikan dalam metode pengobatan MS saat ini, yang sekarang terutama berfokus pada pengelolaan gejala dan menghindari pemicunya.
“Pengetahuan ini diperlukan untuk menginformasikan penelitian MS serta perawatan klinis. Rujukan ke sumber daya, seperti kesehatan mental atau dukungan penggunaan zat dapat membantu mengurangi dampak stres dan meningkatkan kesejahteraan,” kata Braley.
Simak lima fakta tentang multipel sklerosis:
- MS dapat dianggap sebagai penyakit yang tidak terlihat karena gejala penyakit yang paling sering mungkin, tidak langsung terlihat.
- Studi menunjukkan, orang yang tinggal di garis lintang yang lebih tinggi, atau daerah dengan iklim yang lebih dingin memiliki tingkat MS yang lebih tinggi.
- Kehamilan dapat meringankan gejala MS.
- Wanita empat kali lebih mungkin mengembangkan kondisi ini dibandingkan pria.
- MS sering salah didiagnosis karena gejalanya tidak spesifik dan dapat bervariasi pada setiap kasus.
Nah itulah seputar stres dan multipel sclerosis. Dari sekarang, jangan stres-stres ya. [DDHK News]