Usai dilantik sebagai Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto kemudian menyampaikan pidato pertama di hadapan anggota MPR RI dan tamu undangan yang hadir. Lewat pidatonya Prabowo berjanji akan menjadikan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia di atas segalanya dalam memimpin negeri ini.
“Kami akan mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia di atas segala golongan apalagi kepentingan pribadi kami,” ujarnya.
Lewat pidatonya, Prabowo juga menyoroti kebocoran, penyelewengan, dan korupsi anggaran yang masih banyak terjadi dalam penggunaan anggaran negara. Dia menegaskan bahwa hal itu membahayakan kehidupan rakyat Indonesia di masa sekarang dan masa depan.
“Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan-penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah, di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik,” kata Prabowo.
Terkait upaya peberantasan korupsi, Prabowo mmeinta para elit politik di Indonesia memberikan contoh dan teladan. “Ada pepatah yang mengatakan kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala. Semua pejabat dari semua eselon, dari semua tingkatan harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya. Mulai contoh dari atas.”
Ia juga menyoroti masih banyaknya rakyat yang miskin. “Terlalu banyak anak-anak yang berangkat sekolah tidak makan pagi, terlalu banyak anak-anak kita yang tidak punya pakaian untuk berangkat sekolah.”
“Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar, apakah kita sadar bahwa rakyat kita dan anak-anak kita banyak yang kurang gizi, banyak rakyat yang tidak dapat pekerjaan yang baik. Banyak sekolah-sekolah kita yang tidak terurus,” ujarnya.
Prabowo menegaskan tekadnya memimpin bangsa Indonesia untuk segera swasembada serta membangun ketahanan pangan dan energi. “Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,” kata dia.
Indonesia, tegasnya, tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar negeri. Sebab, dalam krisis dan keadaan genting, tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli.
“Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia.”
Begitu juga dengan swasembada energi. Dalam keadaan ketegangan dalam keadaan kemungkinan terjadi perang di mana-mana, Indonesia harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek.
“Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri. Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, sulit kita mendapat sumber energi dari negara lain. Oleh karena itu kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi,” kata Prabowo.
“Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi,” ujarnya.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina. “Kita harus solider membela rakyat yang tertindas di dunia ini. Karena itu kita mendukung kemerdekaan rakyat Palestina.”
“Pemerintah Presiden Joko Widodo sudah mengirimkan banyak bantuan, hari ini kita punya tim medis yang bekerja di Gaza Raffah dengan risiko sangat tinggi, dokter-dokter kita, perawat-perawat kita, sudah bekerjasama bersama saudara dari UEA. Dan kita pun siap untuk mengirim bantuan yang lebih banyak dan siap evakuasi mereka yang luka dan anak-anak yang trauma dan korban kita siapkan semua RS dan tentara dan nanti RS RS lain untuk membantu saudara2 kita yang menjadi korban perang yang tidak adil.”