Hari itu Kamis, 27 Maret 2025, di bulan Ramadhan 1446 Hijriyah. Rumah Binaan Mualaf (RBM) Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) tampak disesaki banyak orang. Tampak pula di tempat tersebut pimpinan Kementerian Agama Kabupaten Alor dan para tokoh agama Islam.
Pada hari itu, Pemulia Dompet dhuafa Alor Daratan NTT menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Intensif Mualaf (PIM). Sebanyak 75 mualaf yang datang dari berbagai wilayah di Alor mengikuti pembinaan intensif yang digelar seharian, mulai pagi hingga sore tersebut.
“Dulu, kegiatan pembinaan mualaf masih berpusat di Masjid Al-Furqon Buono, tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah mualaf, akhirnya kami mendirikan beberapa cabang baru. Selain itu, kami juga membentuk Forum Silaturahmi Mualaf (Fortual) sebagai wadah bagi para mualaf untuk mendapatkan pembinaan secara berkelanjutan dan mendekatkan pelayanan kepada mereka dengan program door to door,” kata Ustadz Abdullah Rahman Saleh, Pimpinan Pemulia Dompet Dhuafa Cabang Alor Daratan, Alor NTT, dalam sambutannya di acara tersebut.

Ustadz yang sering berdakwah di Hong Kong dan Macau ini pun menjelaskan bahwa lembaga Pemulia Dompet Dhuafa telah berdiri di Kabupaten Alor sejak 2018 silam. Bermitra dengan RBM Madin Ar-Rahman Kalabahi, lembaga ini telah memulai pembinaan mualaf sejak tahun 2011. Sejak 2023, Pemulia Dompet Dhuafa Alor juga sudah memiliki cabang di Pulau Pantar.
Pada kesempatan itu, Ustadz Rahman Saleh juga mengapresiasi para mualaf yang masih istiqamah dalam keislamannya hingga saat ini.
Perjuangan Ustadz Rahman Saleh yang telah berdakwah dari Marica hinggga Yogyakarta dan bahkan luar negeri mendapatkan apresiasi dari Kepala Kementerian Agama Kabupaten Alor, Ustadz Mansur Samah. Sambil menekankan, keberhasilan dalam dakwah dan pembinaan umat tidak bisa diraih dengan berpangku tangan, melainkan melalui perjuangan yang penuh kesabaran dan keikhlasan.
“Kami dari Kementerian Agama memiliki program pembinaan umat yang dalam beberapa tahun terakhir berjalan dengan baik, salah satunya adalah pembinaan moderasi beragama untuk menjaga kerukunan antar umat. Tahun 2025, kami akan lebih intensif dalam menjalankan program yang sudah dicanangkan, kami juga menguatkan pemahaman kepada masyarakat tentang moderasi memang perlu ditingkatkan bahkan kami juga melakukan proses mengawal implementasinya agar program berjalan dengan lebih baik,” kata Ustadz Mansur.
Ustadz mansur pun mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai anak dari seorang mualaf. Ia belajar membaca Al-Qur’an secara otodidak sejak tahun 1978 hanya dengan mendengar orang lain mengaji saat tadarus. Kisah ini pun memberikan inspirasi bagi para mualaf yang hadir.
“Maka dalam setiap kegiatan, baik rutin harian, pekanan, bulanan, maupun kegiatan yang sifatnya insidentil seperti yang dilakukan hari ini oleh Pemulia Dompet Dhuafa Cabang Alor Daratan ini, kami dari Kemenag sangat memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan berterima kasih kepada Dompet Dhuafa dan para muzakki yang telah mengamanahkan dana zakatnya melalui lembaga yang memiliki nama besar di Indonesia, bahkan hingga ke pelosok Alor ini,” ujarnya.
Ustadz Raspa Laa, Dosen STKIP Muhammadiyah Kalabahi, yang juga hadir memberikan pemaparan di acara itu menekankan pentingnya pemahaman tentang tahuid dan pemahaman keislaman yang benar bagi para mualaf. “Agar mereka dapat menjalankan ibadah dengan baik dan memperkuat iman mereka,” ujarnya.
Sedangkan Ustadzah Ramatia Djae, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Alor, memberikan materi tentang puasa dapat menjadi perisai diri serta peneguh iman kepada Allah SWT di acara tersebut.

Materi-materi pembinaan yang diberikan para narasumber membuat beberapa peserta sampai menitikkan air mata karena terharu. Mereka mengaku sangat merindukan momen pembinaan seperti ini yang dapat memperkuat keyakinan mereka dalam berislam.
Selepas shalat Zuhur, acara dilanjutkan dengan sesi pembagian kelompok. Setiap kelompok mendapatkan bimbingan intensif dari para ustadz dan ustadzah guna memastikan bahwa para mualaf dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik.
Sesi tersebut berlangsung hingga menjelang waktu Ashar, di mana peserta diberikan kesempatan untuk bertanya secara lebih mendalam terkait permasalahan yang mereka hadapi dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim. Selanjutnya, para mualaf diberikan penguatan serta muhasabah oleh ustadz Rahman Shaleh.
Sebagai bagian dari kegiatan sosial, Pemulia Dompet Dhuafa juga menyalurkan santunan bagi para mualaf sebagai bentuk respon kebaikan pada akhir kegiatan. Santunan yang diberikan sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka yang baru memeluk Islam dan masih dalam proses adaptasi dengan ajaran agama Islam.
Para mualaf pun menyambut baik kegiatan bimbingan ini dan berharap agar program serupa dapat terus berlanjut setiap tahunnya.
“Alhamdulillah, kegiatan berjalan dengan lancar. Semoga acara seperti ini dapat terus diadakan setiap tahun sebagai ajang silaturahmi dan pembinaan bagi saudara-saudara kita yang baru masuk Islam. Insyaallah, kita semua diberikan kekuatan untuk terus mendukung mereka dalam memperdalam agama dan menjalankan kehidupan sebagai seorang Muslim dengan baik,” kata Ustadz Rahman Saleh.
Suksesnya acara yang telah dilakukan ini tak lepas dari kontribusi berjamaah tim lokal dan para volunteer di Pemulia DD Alor Daratan. Harapanya kedepan semoga semakin banyak mualaf yang mendapatkan bimbingan intensif dan merasa diterima di dalam komunitas Muslim. Selain itu, kehadiran berbagai pihak, termasuk dari Kementerian Agama dan organisasi Islam lainnya sebagi mitra dakwah yang berkelanjutan, menunjukkan adanya dukungan yang kuat dalam upaya pembinaan mualaf di Kabupaten Alor. [Sumber: Delik NTT, Derana NTT]