Penipuan dengan menyalahgunakan data pribadi korban lewat penggunaan teknologi kian marak di Indonesia dan dunia. Hong Kong sendiri mencatat 1.158 kasus yang berkaitan dengan dugaan penipuan data pribadi pada tahun 2024. Angka ini meningkat 46 persen dari tahun lalu.
Kepala pengawas privasi Hong Kong Ada Chung Lai-ling, sebagaimana diberitakan Mengutip The Standard Hong Kong, memberikan beberapa kiat untuk membantu kita menghindari penipuan tersebut.
1. Waspada. Berpikirlah dua kali sebelum memberikan data pribadi apapun kepada orang lain, verifikasi tujuan pengumpulan data tersebut, dan pastikan apakah wajib untuk memberikannya.
Jangan mengungkapkan data pribadi kepada orang lain secara sembarangan. Hindari mengklik atau memindai tautan dan kode QR yang mencurigakan, serta jangan masuk ke situs website yang mencurigakan.
2. Autentikasi identitas penelepon. Meskipun, penelepon melakukan panggilan video atau dapat memberikan data pribadi kita. Jika ragu tentang identitas mereka, kita harus memverifikasi keaslian penelepon atau organisasi terkait melalui metode kontak lainnya.
3. Awasi akun dan catatan transaksi kita. Selalu periksa perbankan online secara berkala untuk setiap aktivitas log-in yang tidak biasa, transfer, atau transaksi yang tidak sah di rekening bank atau kartu kredit kita.
4. Lindungi kata sandi. Ubah kata sandi akun perbankan daring dari waktu ke waktu dan aktifkan autentikasi dua faktor (jika tersedia). Jangan pernah membagikan kata sandi kepada siapa pun.
5. Penggunaan media sosial dan aplikasi pesan instan secara cerdas. Minimalkan pembagian data biometrik, seperti foto potret dan video, di platform media sosial dan aplikasi pesan instan, serta tinjau pengaturan keamanan dan privasi default yang relevan.
6. Informasi pencegahan penipuan. Perhatikan informasi pencegahan penipuan yang diterbitkan oleh PCPD, kepolisian, atau organisasi terkait.
Bagikan informasi tersebut kepada teman dan saudara (terutama orang tua dan anak muda) untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap pencegahan penipuan.
Kepala pengawas mengatakan anggota masyarakat dan organisasi harus menyadari berbagai bentuk tipu daya penipuan, terutama yang melibatkan iklan rekrutmen (lowongan kerja) palsu dan teknologi deepfake AI.
Semoga kita di Hong Kong dan Macau serta orang-orang yang kita cintai, baik di perantauan maupun di Tanah Air terhindar dari muslihat penipuan yang saat ini marak ya..!