Ilmuwan Hong Kong Temukan Spesies Baru Ubur-Ubur
DDHK.ORG – Ilmuwan Hong Kong baru-baru ini baru saja menemukan salah satu spesies ubur-ubur yang sebelumnya tidak diketahui. Makhluk transparan yang menyerupai jeli ini ditemukan di Cagar Alam Mai Po.
Dilansir dari Detik, para peneliti di Hong Kong menemukan sesuatu yang unik pada saat mengamati Cagar Alam Mai Po. Mereka menemukan ubur-ubur kotak berbentuk kubus dengan ukuran yang sangat kecil dalam sebuah kolam udang payau.
Dituliskan dalam laman Live Science, makhluk tersebut kemudian diberi nama ilmiah Tripedalia maipoensis, yang diberi nama seperti tempat mereka ditemukan. Ubur-ubur kecil ini juga merupakan jenis kotak pertama yang ditemukan di perairan China.
Penelitian akan biota laut ini dilakukan pertama kali dengan mengumpulkan sampel dari kolam udang pasang surut, yaitu gei wa selama musim panas pada 2020 hingga 2022.
Qiu Jinwen, profesor di Departemen Biologi di Hong Kong Baptist University serta pemimpin penelitian ini mengungkapkan bahwa spesies ini cukup melimpah karena terdapat ditemukan hingga 400 ekor makhluk air ini dalam area kolam.
Melalui penemuannya di kolam udang pasang surut air payau, diperkirakan spesies ini juga dapat ditemukan di perairan yang dekat dengan muara Sungai Pearl. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
Spesies yang baru ditemukan ini merupakan anggota dari kelompok berjenis kotak. Hal tersebut disebabkan karena spesies ini memiliki tentakel yang berakhir pada struktur rata menyerupai dayung seperti ciri khas dari Tripedalia.
Ukuran yang dimiliki oleh Tripedalia maipoensis sangat kecil yaitu hanya sekitar 1,5 cm. Ia memiliki tubuh atau kantung bening sehingga tubuhnya tidak berwarna sepenuhnya dan disertai dengan 12 tentakel dengan struktur kecil sehingga mampu bergerak lebih cepat di air dibandingkan dengan ubur-ubur lainnya.
Spesies ini juga ditemukan memiliki 24 mata yang disusun dalam enam kelompok di sekitar kantung kubiknya. Hal tersebut menyerupai ubur-ubur kotak lain, yaitu ubur-ubur kotak Australia (Chironex fleckeri) yang merupakan hewan laut paling beracun menurut National Ocean Service.
Ubur-ubur kotak ini tentunya memiliki ciri khasnya sendiri yang menjadi pembeda akan dirinya dengan ubur-ubur umum, salah satu cirinya ialah 24 mata yang terletak pada 6 sisi tubuhnya. Selain itu, tentakelnya juga berbeda dengan ubur-ubur umum.
“Ubur-ubur kotak ini menghubungkan dasar tentakel dan kantungnya dengan dasar datar yang terlihat seperti dayung perahu, sehingga membedakannya dari ubur-ubur umum lainnya” tutur Qiu.
Sama seperti ubur-ubur lainnya, spesies yang baru ditemukan diduga juga memiliki racun yang mematikan untuk udang Artemia, seperti yang dilihat dalam laboratorium penelitian. Namun, Qiu menambahkan bahwa efek sengatan hewan tersebut terhadap manusia belum diketahui.
Ubur-ubur kotak atau yang biasa juga dikenal dengan tawon laut akan bergerak dengan membiarkan air masuk ke dalam saluran di sepanjang membran otot di bawah tubuhnya yang kemudian akan dikeluarkannya.
Uniknya, para peneliti menemukan bahwa T. maipoensis memiliki saluran membran otot bercabang yang menyebabkan saluran tersebut terpisah menjadi cabang-cabang. Hal tersebut menjadi salah satu pembeda akan spesies ini dengan ubur-ubur kotak lainnya.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa setiap kelompok enam mata yang terdapat pada tubuh ubur-ubur, terbagi atas sepasang mata dengan lensa yang memungkinkan pembentukan gambar serta empat mata yang hanya bisa merasakan cahaya.
Melalui sampel yang diambil dari tambak udang, diketahui spesies ini akan memakan krustasea kecil yang disebut sebagai copepoda. Qiu mengaku sangat senang dengan penemuan ini.
“Menemukan spesies baru di Mai Po, di mana penelitian ekstensif telah dilakukan, menyoroti potensi penemuan lebih banyak kehidupan laut di Hong Kong dan bahkan perairan pesisir China,” tandas dia. [DDHK News]