DDHK.ORG — Pada hari Ahad, 2 Januari 2022 lalu, Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) menggelar acara Silaturahmi Keluarga Besar di aula BNI Hong Kong, Admiralty. Acara yang digelar dengan menaati protokol kesehatan itu dihadiri sekitar 100 orang.
Di antara yang hadir, Konsul Jenderal RI, Ricky Suhendar; Direktor BNI Remittance Limited, Indra Kusuma; Executive Director BRI Remittance Company Ltd., Dimas Hendrasaputra; I Gede Wija Kusuma Saputra, Assistant Vice President, International Remittance Sales Bank Mandiri; dan pimpinan Telin Hong Kong, Kartia Rausen Irwandi Silalahi. Hadir juga anggota Dewan Direksi DDHK, Medya Putri; Presiden Posmih, Ustadz Mahmudi Abdussalam; serta pengurus majelis majelis taklim mitra dakwah DDHK.
Pada kesempatan itu General Manager DDHK, M. Imam Baihaqi, menyampaikan pelaksanaan program program DDHK sepanjang tahun 2021. “DDHK mengelola dana publik. Maka kegiatan kegiatan kami, dana donasi dan penyalurannya, perlu kami laporkan kepada publik,” ujarnya.
“Kegiatan yang kami laksanakan selama 2021 terdiri dari 3 pilar. Yakni, sosial, dakwah, dan pelatihan,” ujar Imam Baihaqi.
Di bidang sosial, diantaranya meliputi kegiatan migrant care. Lewat program ini DDHK membantu dengan memberikan uang tunai atau tiket pesawat terbang untuk pulang ke Tanah Air bagi pekerja migran yang membutuhkan pertolongan. DDHK juga menyediakan layanan shelter untuk pekerja migran yang sedang menunggu visa, mengalami pemutusan kontrak kerja, dan yang membutuhkan tempat tinggal sementara saat majikannya liburan ke luar Hong Kong. DDHK juga rutin melakukan kunjungan ke penjara dan rumah sakit.
Tiap bulan, DDHK menyalurkan donasi ke Indonesia untuk membantu pembangunan dan perbaikan masjid dan mushalla, pengadaan air bersih, bantuan untuk orang sakit, serta panti asuhan. Bantuan disalurkan melalui anggota Tim Volunteer, peserta program, dan pengurus majelis majelis taklim mitra dakwah DDHK.
DDHK juga aktif menyalurkan bantuan untuk korban bencana alam di Indonesia. “Para pekerja migran di Hong Kong dan Macau sangatlah dermawan untuk membantu para korban bencana di Indonesia. Mereka aktif patungan untuk saudara saudara kita yang sedang tertimpa musibah di Tanah Air,” ungkap Imam Baihaqi.
Di tahun 2021, DDHK juga menerima dan menyalurkan dana kurban dari masyarakat di Hong Kong dan Macau.
Imam Baihaqi juga menjelaskan bahwa salah satu alasan Dompet Dhuafa hadir di Hong Kong adalah karena banyak sekali masyarakat Indonesia yang membutuhkan siraman rohani. Sebagai respons terhadap kebutuhan tersebut, DDHK rutin mendatangkan para ustadz untuk berkeliling memberikan tausiyah agama ke majelis majelis taklim yang dikelola warga Indonesia di Negeri Beton.
“Untuk membantu mengurangi stres karena selama satu pekan bekerja, pekerja migran Indonesia membutuhkan siraman rohani,” ujar Imam Baihaqi.
Selama masa pandemi, DDHK tidak bisa mendatangkan ustadz. “Akhirnya, tausiyah agama kita berikan secara online,” ujar ayah dari 3 anak ini.
“Namun alhamdulillah, minggu kemarin DDHK bisa mendatangkan ustadz untuk membantu kegiatan dakwah di Hong Kong selama satu tahun dalam program Dai Ambassador,” kata Imam.
DDHK juga menyediakan nomor hotline “Tanya Ustadz”. “Buat teman teman yang ingin berkonsultasi seputar masalah apapun, silakan ditanyakan melalui pesan WhatsApp ke nomor hotline +852 5298 2419. Pertanyaan dan jawabannya akan ditampilkan di website ddhk.org,” ujarnya.
Selain itu, DDHK juga rutin menggelar bimbingan belajar baca dan seni baca Al Qur’an.
Selama sepekan bekerja, pekerja migran Indonesia di Hong Kong mendapatkan sehari libur. Sebaiknya, waktu libur itu dimanfaatkan dengan baik, sehingga selama bekerja di luar negeri mereka tidak hanya mendapatkan uang tapi juga bisa meningkatkan ketrampilan sebagai bekal ketika pulang ke Indosesia.
“DDHK menyediakan beberapa pelatihan, seperti bahasa Inggris, menjahit, komputer, olahraga, dan perkuliahan online yang bekerja sama dengan Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta,” kata Imam Baihaqi.
Sebanyak 100 pekerja migran tercatat menggunakan layanan shelter DDHK sepanjang Januari hingga November 2021. Yang paling banyak, adalah yang sedang menunggu visa, 44 persen. Mereka sudah finish kontrak kerja dan mendapatkan majikan baru, kemudian menungggu visa di shelter.
Selebihnya, 24 persen karena diputus kontrak kerja, 11 persen menunggu waktu kepulangan ke Indonesia, 11 persen menginap karena berbagai keperluan, 3 persen karena majikan sedang jalan jalan ke luar negeri, dan 7 persen karena baru saja memberikan one month notice ke majikan.
Data statistik konsultasi “Tanya Ustadz” cukup menarik. Ada beberapa persoalan yang biasa dikonsultasikan oleh pekerja migran Indonesia.
“Yang paling banyak tentang fiqih muamalah atau hubungan antar sesama. Salah satu contohnya, kalau mengunjungi orang sakit doanya bagaimana? Bagaimna cara berkomunikasi yang baik dengan majikan?” kata Imam Baihaqi.
Mereka juga banyak berkonsultasi tentang fiqih ibadah. Misalnya, bertanya tentang apa hukumnya dan bagaimana caranya sholat di toilet, apa hukumnya dan bagaimana caranya sholat tidak menghadap kiblat karena terpaksa, sholat di atas kasur, dan hukum sholat digabungkan lima waktu.
“Banyak pertanyaan yang disampaikan pekerja migran terkait ibadah dalam keadaan bekerja,” ujar Imam.
Banyak juga yang bertanya soal fiqih pernikahan. “Contohnya, pertanyaan tentang nikah online, mau nikah tapi belum ada jodohnya, bagaimna cara nikah di Hong Kong.”
Sebagian juga bertanya tentang perhitungan zakat, pembagian warisan, bacaan Al Quran, tajwid, atau fiqih Wanita. Juga, tentang bagaimana caranya mandi junub.
DDHK menilai, media komunikasi sangatlah penting bagi penunjang pelaksanaan program. Dengan dasar itu, DDHK selalu memperbarui informasi lewat Faceebok, kanal Youtube, Instagram, dan website ddhk.org. Kanal kanal media milik DDHK juga turut menyebarkan berbagai informasi yang disampaikan KJRI Hong Kong melalui halaman Facebook resminya.
Konjen Ricky: jangan lupa tujuan awal ke Hong Kong
Dalam sambutannya di acara tersebut, Konjen Ricky Suhendar mengucapkan selamat kepada DDHK sebagai lembaga kemanusiaan di Hong Kong atas laporan kinerja selama satu tahun berkiprah membantu seluruh pekerja migran Indonesia yang berada di Hong Kong. Pada kesempatan itu ia mengingatkan agar pekerja migran Indonesia di Hong Kong tidak lupa tujuan merantau ke Negeri Beton.
“Kita semua di Hong Kong ini datang dari berbagai penjuru wilayah Indonesia dengan satu tujuan, yaitu untuk bekerja, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Nah ini yang perlu kita ingat. Kenapa saya sampaikan ini? Karena banyak juga kawan kawan kita yang karena kesibukan, pergaulan, lalu lupa akan tujuan utama datang ke Hong Kong ini,” ujarnya.
Konjen Ricky juga mengajak pekerja migran di Hong Kong untuk terus mengembangkan keterampilan. “Tentu saja tidak bisa dilakukan sendiri. Tentunya, lewat berbagai organisasi masyarakat yang ada, khususnya DDHK,” kata Konjen Ricky. [Nurhalimah] [DDHKNews]