BeritaHong Kong

3V, Kunci Sukses Jadi MC

DDHK.ORG — Ketrampilan menjadi master of ceremony atau MC merupakan bagian dari public speaking, yaitu seni berbicara di depan umum. Untuk sukses menjadi MC, cukup mendalami 3V.

Demikian disampaikan Myra Azzahra, seorang MC profesional dan presenter TV, saat memberikan materi pada Pelatihan MC yang digelar Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) secara virtual untuk para pekerja migran Indonesia di Negeri Beton, Ahad, 29 November 2020.

Myra Azzahra

“Untuk bisa memahami public speaking, kita cukup mendalami 3V: visual, verbal, dan vocal,” kata Myra.

Visual, seorang MC harus memastikan penampilannya tampak sempurna dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Myra juga menyarankan, MC harus menggunakan make-up, meskipun tipis, agar terlihat segar, dan tampil beda dari para audiens.

“Eye contact juga jangan dilupakan. Ketika berbicara di atas panggung, sebisa mungkin lihat mata semua audiens. Kalau dengan melihat mata membuat nervous, kita bisa melihat dahi mereka, untuk menyiasati,” ujarnya.

Verbal, artikulasi seorang MC dalam berbicara harus jelas. Selain, dapat mengatur kecepatan bicara. Tidak terlalu lambat, juga tidak terlalu cepat.

“Hati-hati juga, jangan sampai melakukan redudancy, yaitu mengulang-ulang kata. Untuk meminimalisasi redudancy, lebih baik bicaranya sedikit tapi sempurna, daripada panjang tapi belibet,” kata perempuan yang pernah menyabet penghargaan sebagai presenter wanita terbaik anugerah penyiaran KPID Jawa Tengah tahun 2018 dan 2019 ini.

Vocal, seseorang yang menjadi MC atau moderator harus tau bagaimana mengelola suaranya, supaya lebih enak didengar orang. Seorang MC dituntut bersuara lantang dan memiliki power.

Juga, dapat mengatur intonasi atau naik dan turun suara. Selain, melatih suara agar mengurangi aksentuasi suara, supaya terdengar lebih enak, tidak terdengar “medok” khas daerah tertentu.

Terkait dengan vocal, seorang MC harus melatih diri untuk bersuara dari perut atau diafragma, bukan dari kerongkongan. Supaya, suaranya memiliki power atau kekuatan.

Seorang MC juga harus mampu memberikan pressing atau penekanan saat mengucapkan kata atau kalimat tertentu, agar mendapatkan respons spontan dari audiens. “Yang tak kalah penting, melatih pernafasan. Caranya, ambil nafas, tahan, hembuskan pelan-pelan, seperti sedang latihan yoga. Itu dilatih dalam hitungan 1×8, setiap hari. Kalau sudah kuat, bisa dilatih jadi 9, 10, 11, dan seterusnya. minimal, sehari 5 menit,” kata Myra.

Do dan Don’t Saat Menjadi MC

Ada beberapa hal yang harus dilakukan seorang MC (Do). Yaitu, berikan kesan pertama yang bisa membuat audiens terkesima, keluarkan aura positif dengan melakukannya dengan hati dan menyenangkan, memiliki persiapan matang, tampil low profile, miliki sense of humor, harus smart atau cerdas, dan bersikap profesional.

Sedangkan yang tidak boleh dilakukan seorang MC (Don’t) meliputi gerakan monoton yang bisa menghadirkan stigma negatif dari audines, tertawa tanpa kontrol, tidak memberikan kesempatan berbicara kepada kawan bicara, tidak bisa menempatkan diri, dan mengalami kecemasan fisik. “Kecemasan fisik dapat terlihat dari wajah dan gestur tubuh. Kalau masih nervous, berarti ada kecemasan fisik. Tidak apa, yang penting kita mampu mengantisipasi dan mengendalikannya sehingga tidak menjadi kecemasan fisik yang terlihat oleh audiens,” ujar Myra.

Ketrampilan Mendengarkan

Selain terampil dalam berbicara, kemampuan mendengarkan juga penting dimiliki seorang MC. “Karena berbicara dan mendengarkan adalah seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Ketika kita tidak bisa mendengarkan dengan baik, maka kita tidak bisa menjadi MC yang baik,” kata mantan penyiar berita TVRI Jawa Timur ini.

Ketrampilan mendengarkan berarti seorang MC harus responsif, totalitas atau komplet saat mendegarkan informasi, mampu memberikan solusi kepada audiens, dan mampu mengendalikan hal-hal yang terjadi di luar kontrol dan skenario acara.

Penting untuk Pekerja Migran Indonesia

General Manager DDHK, M. Imam Baihaqi, menyampaikan acara Pelatihan MC diikuti 90 orang peserta. Umumnya, mereka adalah orang-orang yang aktif di berbagai organisasi.

“Karenanya, pelatihan public speaking ini sangat penting bagi kita, karena ketrampilan berbicara di depan publik pasti sangat dibutuhkan. Terutama, bagi ketua organisasi, orang yang biasa ditunjuk menjadi MC, atau orang yang biasa berbicara di depan umum,” ujarnya saat memberikan kata pengantar pembuka acara.

Ia menegaskan, Pelatihan MC ini merupakan kesempatan yang sangat baik buat pekerja migran Indonesia di Hong Kong dan Macau, belajar dari pakarnya langsung. “Myra Azzahra, beliau adalah sutradara dan presenter TVKU Semarang. Beberapa kali meraih penghargaan dari KPID Jawa Tengah dan telah melalang buana di berbagai even tingkat kota, provinsi dan nasional,” kata Imam. [DDHK.ORG]

Baca juga:

×