Info DD

Tim Kemanusiaan DD #SaveCentralAfrica Tiba di Kamerun

muslim afrika tengahDDHK News, Afrika — Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa (DD) tiba di Douala, Kamerun, Sabtu (23/3) dini hari  waktu setempat. Douala, kota pelabuhan sekaligus kota terbesar di Kamerun, berjarak sekitar 237 km dari ibu kota Kamerun, Younde.

Tim Dompet Dhuafa #SaveCentralAfrica untuk menyalurkan bantuan bagi korban tragedi kemanusiaan di Afrika Tengah itu terdiri dari dua orang, yakni Muhammad Sabeth Abilawa (Indonesia/DD) dan Muhammad Idris (Kamerun).

Tim berencana akan tinggal selama sehari di Douala untuk berkoordinasi dengan AHAS Association Humanitaire Pour le Development du Cameroon.

“Koordinasi dengan NGO kemanusiaan lokal diperlukan untuk mengetahui secara valid tentang kondisi pengungsi afrika tengah di perbatasan dan kebutuhan yang diperlukan oleh korban konflik sektarian bersenjata tersebut,” kata Sabeth Abilawa dalam rilisnya kepada DDHK News via email.

Rencananya, Senin (24/03) pagi, tim DD berangkat menuju kamp pengungsi di Kenzu dan Garoua Boulai, perbatasan timur Kamerun dan Afrika tengah. Perjalanan darat yang diperkirakan akan memakan waktu 16 jam tersebut bertujuan untuk menyalurkan bantuan makanan dan obat obatan amanah rakyat Indonesia bagi pengungsi Afrika tengah.

AHAS menyebutkan bahwa 15.000 lebih pengungsi tinggal di kamp Garoua Boulai dan 10.000 di kenzu yang terusir dari negerinya karena konflik sektarian bersenjata. Kamp tersebut hanyalah 2 dari total 5 kamp pengungsi di wilayah perbatasan kamerun-afrika tengah.

Mereka, yang mayoritas anak anak dan perempuan sangat membutuhkan makanan, obat obatan dan air bersih. Jauh dari rumah, terputus mata pencaharian dan kondisi alam di kamerun yang susah air bersih menyebabkan derita yang dialami makin bertambah
parah.

UNHCR menyebutkan jutaan anak anak Republik Afrika Tengah terancam bahaya kelaparan dan malnutrisi. Perang kemungkinan masih akan panjang, perebutan tahta antar kaum elite di benua hitam ini hanya menyisakan derita berkepanjangan bagi jelata yang terusir dan terbunuh karena berbeda agama.

Al-Hafidz Saleh Tom Saleh, Presiden AHAS, salah satu lembaga kemanusiaan besar di Kamerun, mengatakan, umat Islam di Afrika Tengah mengalami pembantaian besar-besaran pada Desember 2013 karena konflik antara milisi seleka dan anti balaka.

Mereka mengungsi ke negara negara tetangga seperti Kamerun, Chad, Sudan, dan Kongo. Bahkan, badan badan resmi PBB pun mengatakan kejadian di Afrika Tengah sudah mengarah pada genosida (pembersihan etnis).

“Entah berapa lama lagi rakyat Afrika tengah akan hidup terlunta-lunta jauh dari kampung halamannya. Jika bercermin dari kasus konflik Somalia yang hampir dua dasawarsa berlangsung dan belum menunjukkan titik perbaikan bagi rakyatnya yang juga hidup terasing di negeri orang, maka kita hanya seperti menggantang asa saja,” kata Sabeth.

“Jadi selalu bersyukurlah, wahai penduduk nusantara, meski tak henti-hentinya bencana alam menyapa kita. Hingga hari ini kita masih bisa mendiami tanah dan meminum air dengan penuh kedamaian tanpa risau akan masa depan anak cucu kita. Dan jangan lupa berbagilah pada sesama. Tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang besar yang juga bisa membantu orang lain meskipun masih dirundung duka,” imbuhnya. (amy utamy/localhost/project/personal/ddhongkong.org/ddhongkong.org).*

Baca juga:

×