BeritaHong Kong

Sudirman: Alhamdulillah, di Hong Kong Kita Masih Bisa Mengaji

DDHK.ORG — Meskipun sering singgah di berbagai negara saat menjadi pelaut, namun Hong Kong merupakan negara pertama bagi Yudi Ja’far Sudirman dan keluarganya menetap di luar negeri. Di negeri ini, ayah dari tiga anak tersebut bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang shipping management.

Di samping kesibukannya sebagai ekspatriat Indonesia di Hong Kong, Sudirman, begitu dia biasa dipanggil, aktif di kegiatan keagamaan. Begitu juga dengan ketiga anaknya, diikutsertakan dalam kegiatan Klinik Alquran untuk anak-anak yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK).

“Kami sudah biasa aktif di kegiatan agama, sejak di Indonesia. Saya bersyukur ada DD di Hong Kong yang mewadahi dan memberikan kesempatan, sehingga apa yang biasa kami lakukan di Indonesia tidak jauh beda dengan yang kami dapatkan di Hong Kong, terutama dalam hal kegiatan agama, pengajian, dan pendidikan agama buat anak-anak. Alhamdulillah, di Hong Kong kita masih bisa mengaji,” ujarnya, Senin (26/10/2020).

Sudirman tinggal dan bekerja di Hong Kong sejak Maret 2018. Pengalamannya selama sekitar 15 tahun sebagai pelaut memberikannya peluang untuk menerima penawaran di sebuah perusahaan shipping management.

“Perusahaan shipping management kan terkait dengan pengaturan kapal. Otomatis, membutuhkan seorang pelaut yang berpengalaman di pengaturan kapal,” ujarnya.

Sudirman mengaku telah menjadi pelaut sejak 2003. Suami dari Tika Novika ini pernah singgah di Jepang, Korea, Taiwan, Qatar, dan Australia.

“Yang saya syukuri saat tinggal di Hong Kong, sebagai umat Muslim yang minoritas ada tantangan, terutama pendidikan dan kehidupan sosial anak. Alhamdulillah, kita masih ada masjid dan banyak komunitas Muslim, sehingga ketertinggalan kita (di bidang agama) masih bisa ditutupi dengan aktif di komunitas-komunitas itu,” kata Sudirman.

Ia juga bersyukur karena di Hong Kong sikap saling menghargai dan menghormati dalam kehidupan beragama cukup baik. Setidaknya, jauh lebih baik dari negara-negara di Eropa yang sering terdengar kasus sentimen negatif terhadap Muslim.

Sudirman juga mengapresiasi gerakan dakwah dan sosial yang dilakukan DDHK di Negeri Beton. Apalagi, banyak terobosan yang dilakukan.

Misalkan, kegiatannya tidak terhenti oleh larangan tatap muka, dan segera beralih ke kegiatan online. Sekaligus, mempermudah akses dan memperluas jangkauan orang, baik pekerja migran dan ekspatriat, dibandingkan kegiatan yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka.

“Dengan kegiatan online lebih bisa dijangkau saudara-saudara kita yang ada di Hong Kong,” tutur pria asal Bekasi, Jawa Barat ini. [DDHK News]

Baca juga:

×