DDHK.ORG – Pesona Turki sebagai destinasi wisata tak perlu diragukan lagi. Sejarah dan kebudayaannya memukau banyak mata dan mengundang jutaan pelancong untuk datang.
Dalam waktu dekat, Turki bakal menjadi lokasi perhelatan Istanbul Youth Summit 2023, tepatnya di wilayah Istanbul pada 6 hingga 9 Februari 2023.
Republika menyebut, hal-hal yang menjadikan Turki sebagai sasaran tuan rumah untuk acara ini adalah salah satunya karena keindahan yang dipancarkan di setiap sudut wilayahnya.
Namun, kegiatan ini hanya akan berfokus pada wilayah Istanbul. Meskipun begitu, ada banyak sejarah yang diberikan Kota Istanbul dalam pemilihan nama negara yang kini menjadi Turkiye.
Hal ini bermula pada abad ke-19 Kesultanan Ottoman (yang kini bernama Turkiye) mengalami kemunduran yang hebat, mereka mulai kehilangan pengaruhnya sebagai kekaisaran adidaya di Eropa.
Hal ini yang menjadikan Kesultanan Ottoman dijuluki sebagai “The Sick of Man” oleh bangsa Eropa.
Julukan ini dikemukakan pertama kali oleh Kaisar Nicholas I dari Rusia. Setelah pembubaran Kesultanan Ottoman atau yang biasa disebut Utsmaniyyah pada abad ke-20, julukan ini masih diterapkan ke negara eropa yang mengalami kesulitan ekonomi atau kemiskinan.
Di balik julukan sebagai “The Sick of Man”, Turki memiliki peradaban sejarah yang panjang, dimulai dari Kekaisaran Romawi pada abad 324 Masehi, hingga berdirinya Kekaisaran Ottoman pada tahun 1299, sampai menjadi Negara Republik Turki pada tahun 1923.
Harus diakui, Turki memiliki kebudayaan dan peninggalan sejarah yang menjadikan sebagai surganya sejarah dunia, ditambah keindahan kota-kota di Turki yang menjadi daya magnet tersendiri untuk patut dikunjungi.
Berikut alasan Turki menjadi tempat perhelatan bergengsi kelas dunia:
1. Istanbul Mewarnai Keberadaan Kesultanan Ottoman yang Kaya Peradaban Sejarah Panjang
Kekaisaran dan Kesultanan dari pemeluk agama yang berbeda-beda mewarnai peradaban sejarah panjang Turki. Turki memiliki pusat peradaban sejarah dari beberapa keyakinan yang berbeda, pada abad ke-1 SM, Turki sudah dihuni oleh kaum Yunani Kuno, berpusat di Kota Efesos (dalam bahasa Yunani) yang memiliki jumlah populasi sekitar 250.000 jiwa, menjadikanya kota terbesar kedua setelah Roma.
Siapa yang tak kenal dengan Kontantinopel (kini Istanbul), sejarahnya masyhur hingga penjuru dunia. Sejarahnya membentang dari Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Ottoman, dua kerajaan yang berbeda yang menjadi pusat peradaban di agamanya masing-masing, saling merebutkan kota yang digadang sebagai kota suci yang berada di tanah Turki.
2. Kiblatnya Tempat Wisata Sejarah
Panjanganya peradaban sejarah yang mewarnai historis Turki, menjadikan negeri dua benua ini memiliki puluhan hingga ratusan situs bersejarah yang masih terawat dengan utuh hingga sekarang. Pemerintah Turki sangat konsen untuk menjadikan tempat-tempat sejarah yang berada di Turki dijadikan sebagai objek wisata untuk umum. Ayasofya atau yang biasa disebut Hagia Shopia adalah bukti sejarah peninggalan dari peradaban bangsa Romawi dan Utsmaniyyah yang masih terawat dan terjaga.
Pada masa kepimpinan Kaisar Konstantinus I, Konstantinopel didapuk sebagai ibukota baru Byzantium, menggantikan ibukota Byzantium lama yang diubah menjadi Roma Baru (New Rome) dan Ayasofya digunakan sebagai istana kaisar serta pusat pemerintahan. Setelah Konstantinopel berhasil ditaklukan Kesultanan Ustmaniyyah oleh Sultan Mehmed II, atau yang biasa kenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih, fungsi Ayasofya pun sama sebagai istana kesultanan dan pusat pemerintahan.
Sebelum menjadi masjid hingga sekarang ini, Ayasofya sempat ditutup dan dialihfungsikan sebagai museum pada era pemerintahan Turki yang baru saja dideklarasikan menjadi Republik.
3. Surganya Arsitektur Bangunan, Arkeolog dan Sejarawan Dunia
Menurut daftar UNESCO Türkiye Milli Komisyonu, ada sekitar 19 situs warisan Turki yang sudah diakui UNESCO, 17 situs budaya dan 2 situs campuran. Jumlah total keseluruhan situs warisan yang dimiliki Turki sendiri berdasarkan data yang diambil dari tahun 2021, berjumlah 84, di antara 77 situs budaya, 4 campuran dan 3 alam.
Karena banyaknya situs warisan yang dimiliki Turki, membuat para arkeolog, arsitektur dan sejarawan dunia berbondong-bondong untuk melakukan penilitian dan riset di Turki. Tak jarang seperti reruntuhan kuil Artemis, masjid Ayasofya, teater Aspendos, pemandian Romawi Srikaya, jembatan Justinianus, kota Romawi Kuno Hierapolis hingga Derinkuyu kota bawah tanah di Cappadocia, menjadi tempat langganan penelitian.
Bukan hanya sejarahnya yang membuat kita menjadi penasaran, keindahan interior bangunan dan indahnya pemandangan yang disuguhkan, menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap mata yang memandang.
4. Beasiswa Pemerintah Turki Melimpah
Pemerintah Turki menaruh perhatian besar terhadap sektor pendidikan, miliyaran dana mereka gelontorkan untuk memfasilitasi sektor pendidikan, bukan hanya untuk masyarakatya saja, namun pemerintah Turki juga membuka beasiswa untuk seluruh mahasiswa Internasional.
Ada beberapa jenis beasiswa yang disediakan pemerintah Turki untuk mahasiswa Internasional, diantaranya Türkiye Bursları atau biasa dikenal YTB, Türkiye Diyanet Vakfı yang biasa dikenal TDV, dan YTB x ISDB.
Turki juga menggunakan kurikulum berstandar Eropa, yang menjadikanya mampu bersaing dengan kampus-kampus Eropa lainya.
5. Negara Transkontinental
Geografis wilayah negara Turki terbentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Laut hingga Balkan di Eropa tenggara. Letak geografis Turki ini yang membuat Turki masuk dalam kawasan Eurasia (Eropa-Asia).
Laut Marmara yang berada di Istanbul, digunakan untuk menandai batas wilayah benua Eropa dan Asia, hal inilah yang menjadikan Turki mendapat julukan negara Transkontinental.
Nah sudah tahu kan sekarang mengapa Istanbul Youth Summit memilih Turki sebagai tuan rumah?
Konon, siapapun yang mengunjungi Turki akan menempatkan Turki di lubuk hati yang terdalam, perasaan rindu dan ingin datang kembali pun menghantui. [DDHK News]