BeritaIndonesia

Rusmini, Eks PMI Hong Kong di NTB Butuh Bantuan untuk Obati Anak

DDHK.ORG — Rusmini sedang risau. Sebab, eks pekerja migran Indonesia (PMI) Hong Kong ini sudah tidak mempunyai uang lagi untuk mengobati anaknya, Hirzan.

“Saat ini kami betul-betul mengalami kesulitan ekonomi. Setelah saya kembali dari Hong Kong, sudah tidak ada lagi yang bisa saya harapkan untuk membiayai Hirzan berobat,” kata Rusmini kepada DDHK News yang mengunjunginya, Senin, 12 April 2021 lalu.

Rusmini sempat bekerja di Hong Kong selama 2 tahun. Pada 9 Februari 2020 dia memutuskan untuk Kembali ke kampung halamannya.

Perempuan yang tinggal di Timba Bune Barat, Desa Lenek, Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), ini harus menanggung beban ekonomi keluarganya seorang diri. Termasuk, menanggung biaya berobat anaknya.

Dia mengaku, keluarganya tidak ada yang mampu membantunya secara finansial. Sedangkan suaminya, telah menceraikannya saat ia baru bekerja sekitar 1 tahun di Hong Kong.

“Saat itu suami saya sendiri tidak tau harus bekerja apa. Saya belajar untuk terus berusaha dan bangkit, demi Hirzan, anak saya,” kata Rusmini.

Selain butuh uang untuk biaya berobat Hirzan, Rusmini mengaku dirinya sangat membutuhkan bantuan pempers untuk anaknya. “Semoga ada teman-teman di Hong Kong atau Macau yang mempunyai rezeki berlebih untuk bisa membantu Hirzan,” ujarnya.

Rusmini menjelaskan, Hirzan mengalami disabilitas. Saat ini anaknya berumur 8,5 tahun.

Sebetulnya, Hirzan terlahir dalam keadaan normal, tapi lehernya agak lemas. Saat berumur 9 tahun, Hirzan mendapatkan vaksin. Tiba-tiba setelahnya dia mengalami kejang-kejang, matanya terbalik, tidak mau menyusu, dan terus menangis.

“Setelah 1 jam menangis, sekitar 2 menit Hirzan tidak bernapas. Kakeknya yang menggendongnya saat itu bahkan menduga cucunya sudah meninggal dunia. Setelah dipegang perutnya, Hirzan muntah,” ujar Rusmini, menceritakan kronologi sakit disabilitas yang diderita anaknya.

Berbagai macam pengobatan sudah dilakukan Rusmini untuk mengobati Hirzan. “Sampai akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke luar negeri, karena sudah pusing dengan biaya hidup. Selama 2 tahun di Negeri Beton saya mencari uang untuk biaya berobat anak saya. Selama saya di Hong Kong, bibi saya membantu saya menjaga Hirzan di rumah,” ujarnya. [Lina] [DDHKNews]

Baca juga:

×