DDHK.ORG – Metaverse mulai banyak digunakan di segala bidang dan layanan. Bukan hanya di dunia melainkan juga di Indonesia. Termasuk Dompet Dhuafa. Apa yang dilakukan Dompet Dhuafa untuk memanfaatkan metaverse ini?
Penggunaan teknologi terus berkembang pesat pada semua sektor. Pemanfaatan dan pengembangan teknologi dibutuhkan di semua lini. Salah satunya di bidang Filantropi Islam.
Maka, untuk menunjang kinerja dan memudahkan masyarakat berkolaborasi dalam kebaikan, Dompet Dhuafa mulai terus mengembangkan sistem berbasis digital dan mencoba mengembangkan dunia metaverse.
Dilansir dari laman Dompet Dhuafa, Dompet Dhuafa menggelar acara Ruang Bincang bertajuk “Peran Lembaga & Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Pengentasan Kemiskinan”. Acara berlangsung di Tigalima Kopi Menteng, Jalan K.H. Wahid Hasyim, Gondangdia, Jakarta Pusat, pada Rabu (22/2/2023),
Turut hadir dalam agenda Diskusi Publik ini Suci Nuzleni Qadarsih selaku Ketua Ramadan 1444H Dompet Dhuafa, Prima Hadi Putra selaku Direktur Komunikasi & Teknologi Dompet Dhuafa, Haryo MojoPahit Selaku GM Komunikasi Dompet Dhuafa, Tira Mutiara selaku peneliti IDEAS, Gaib Maruto Sigit selaku Pemred MNC, Ade Rukmana selaku penerima manfaat Program Desa Tani, Pradwita Ghazali selaku General Manager FreakOut Indonesia, Agung Lesmana selaku Head of Sharia Business Development and Product Solution Bank Jago, dan VADS.
Melalui acara tersebut, Dompet Dhuafa ingin mendorong penguatan di sektor zakat, infak, sedekah dan wakaf melalui teknologi digital berupa layanan zakat berbasis digitalisasi dalam upaya mengentas kemiskinan.
Dompet Dhuafa mengajak para muzaki untuk menyelami pengalaman baru dalam berinteraksi dengan petugas layanan, khususnya dalam berkonsultasi terkait zakat dan kemudahan pembayaran ZIS di Dompet Dhuafa.
Prima Hadi Putra mengungkapkan, digitalisasi sebagai salah satu cara untuk menekan angka kemiskinan. Dengan cara mengukur indeks kemampuan digital dalam proses penyaluran dan peneriman zakat.
“Digitalisasi sebagai langkah pertama dalam transformasi digital, langkah pertama yang dilakukan dengan mengukur indeks kemampuan digital untuk proses penyaluran dan penerimaan zakat. Digitalisasi masuk dalam upaya pemecahan masalah kemiskinan mulai dari masyarakat miskin paling bawah, masyarakat miskin berpotensi, hingga masyarakat miskin yang memiliki aset menggunakan sistem Artificial Intellegence Of Things (AIoT) sehingga 3 layer kemiskinan tersebut dapat ditangani sesuai kebutuhannya,” jelas Prima Hadi Putra.
Haryo Mojopahit selaku GM Komunikasi Dompet Dhuafa menambahkan, Dompet Dhuafa berkomitmen dalam memberdayakan masyarakat duafa melalui segitiga pemberdayaan.
“Peran Dompet Dhuafa dalam mengentaskan masalah kemiskinan melalui konsep segitiga pemberdayaan, yaitu dengan menghilangkan kedaruratan, kemudian membangun akses, dan memperbaiki sistem melalui program-program yang diformulasikan oleh Dompet Dhuafa dengan tujuan utamanya adalah mengurangi angka kemiskinan yang ada,” tambah Haryo.
Dompet Dhuafa menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan, platform, dan perbankan guna memudahkan masyarakat berzakat salah satunya Bank Jago Syariah, dengan metode pelayanan online. Pada layanan tersebut, Dompet Dhuafa menyediakan penghitungan zakat dan payment gateway berbasis teknologi dengan pemanfaatan barcode.
Agung Lesmana selaku Head of Sharia Business Development and Product Solution Bank Jago mengatakan, digitalisasi saat ini menjadikan segala sesuatu menjadi mudah dan cepat.
“Jago Syariah dirancang untuk mempermudah hidup penggunanya, dengan menghadirkan layanan perbankan syariah digital dengan teknologi terkini dan memiliki fitur secanggih perbankan konvensional. Melalui Jago Syariah, nasabah dapat merasakan inovasi dan fitur unggulan, seperti Kantong (Pockets) serta kemampuan terintegrasi dengan ekosistem digital syariah lainnya. Kedepannya, kami akan mengambil peran dalam hal menjadi platform keuangan syariah, dimana Jago Syariah sebagai wasilah (kendaraan) untuk pengumpulan zakat, infaq, dan wakaf yang nantinya akan disalurkan kepada penerima manfaat sebagai salah satu bertransformasi di era digitalisasi,” papar Agung.
Upaya digitalisasi yang dikembangkan Dompet Dhuafa ini membuahkan hasil dan meningkatkan pengumpulan zakat dan permberdayaan mustahik setiap tahunnya.
Selama 2022, Dompet Dhuafa telah berhasil menghimpun dana senilai Rp394,31 miliar, dengan rinciannya sebesar 50% merupakan penghimpunan zakat, 15% kurban, 9% infak, 13% infak terikat, 7% wakaf, 4% CSR, dan 2% sosial kemanusiaan. Dengan keberadaan metaverse nantinya, bakal lebih optimal.
“Mang Ade sangat bersyukur 2012 dipertemukan oleh Dompet Dhuafa yang memiliki campaign mengangkat derajat petani, tingkat pertumbuhan ekonomi setelah dimotori oleh Dompet Dhuafa sangat meningkat dari yang semula minus. Dompet Dhuafa memfasilitasi segala keperluan petani dengan profit 100% untuk kami,” kata Ade Rukmana selaku penerima manfaat Program Desa Tani. [DDHK News]