DDHK.ORG — Polisi Hong Kong menangkap 24 pekerja rumah tangga (PRT) asing minggu ini karena diduga terlibat kasus pencucian uang. Tidak tanggung-tanggung, dalam 10 bulan “uang kotor” yang dicuci oleh sindikat kejahatan ini mencapai lebih dari HK$27 juta!
Seperti dilansir The Standard, Rabu (28/7/2021), polisi mengatakan bahwa sindikat pencucian uang ini memanfaatkan seorang PRT asal Indonesia dan 23 orang PRT asal Filipina untuk membuka sedikitnya 35 rekening bank untuk mencuci melancarkan aksi pencucian uang.
Bersama 24 PRT asing ini, polisi Hong Kong juga menangkap 5 orang yang diduga sebagai dalang sindikat pencucian uang. Mereka adalah 3 orang asal Nigeria dan 2 orang Filipina.
Dari tangan para pelaku disita uang tunai lebih dari HK$330.000, lebih dari 100 kartu debit (ATM), dan sejumlah konter tagihan. Polisi juga membekukan lebih dari HK$1,5 juta dari puluhan rekening bank yang digunakan sindikat ini.
“Sindikasi menggunakan rekening bank PRT untuk menerima hasil kejahatan. PRT diberikan beberapa ribu dolar sebagai hadiah karena memberi mereka kartu debit dan kata sandi kartu mereka,” kata Chan Hok-lun, Kepala Inspektur Biro Intelijen dan Investigasi Keuangan.
Sebagian uang yang mereka cuci, dengan total HK$13 juta, berasal dari setidaknya 20 penipuan asmara dan dua penipuan email yang diatur oleh sindikat tersebut.
Chan mengatakan penipuan asmara terjadi dari Juli lalu hingga Mei ini. Empat pria dan 16 wanita berusia antara 21 hingga 73 tahun telah menjadi korban penipuan sindikat ini. Jumlah uang yang hilang dari para korban berkisar antara HK$7.000 hingga HK$1,68 juta.
Dia mengatakan para penipu biasanya mengaku sebagai profesional dari Amerika Serikat, Eropa, atau Asia Tenggara dan menjajakan asmara online dengan para korban dengan cepat. Mereka kemudian akan menggunakan berbagai alasan untuk menipu uang mereka, seperti menunjukkan betapa mereka sangat membutuhkan uang.
“Korban-korban ini akan mengirim uang ke rekening bank yang digunakan pelaku. Anggota sindikat akan mengambil uang dari ATM kemudian memberikan uang tunai kepada dalang kejahatan ini,” kata Chan.
Dua penipuan email lainnya terjadi dari Juli hingga Desember lalu, di mana perusahaan akuntansi lokal dan perusahaan pakaian luar negeri ditipu masing-masing sebesar HK$140.000 dan HK$400.000.
“Kami ingin meminta majikan PRT untuk mengingatkan pekerja mereka untuk tidak meminjamkan atau menjual rekening bank mereka dengan mudah. Membantu teman atau orang lain untuk menangani uang dari sumber yang tidak diketahui dapat melanggar aturan tentang pencucian uang,” kata Tang Hoi-tung, penjabat pengawas biro tersebut.
Untuk meningkatkan kesadaran PRT asing, polisi telah merancang poster dengan bahasa yang berbeda untuk mengingatkan mereka agar tidak menjual rekening bank mereka kepada orang lain dengan mudah, kata Tang.
“Polisi akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kedutaan dan lembaga keuangan untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi terbaru tentang pencucian uang dan cara melakukan kejahatan,” katanya. [DDHKNews]